Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WUHAN. Para pengamat menilai, dengan diakhirinya penutupan Wuhan, provinsi Hubei, hari Rabu (8/4/2020) akan menjadi tonggak sejarah bagi China dalam mengamankan kemenangan akhir dalam perang rakyat melawan wabah COVID-19 di bawah komando Presiden Xi Jinping.
Langkah-langkah tegas yang diambil Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok - dengan Xi sebagai sekretaris jenderal - telah diambil untuk membantu Wuhan melawan epidemi memegang kunci untuk mengekang penyebaran virus corona baru di kota yang paling parah dilanda bencana, serta di provinsi dan di seluruh negeri.
Melansir China Daily, dalam pertemuannya dengan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus pada 28 Januari di Beijing, Xi mengatakan keselamatan manusia dan kesehatan mereka selalu didahulukan.
Baca Juga: Untuk pertama kali, Wuhan tanpa kematian akibat virus corona
Xi sempat menceritakan pengalamannya kepada para pakar di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam misi gabungan sembilan hari untuk menyelidiki COVID-19 di China. Ahli epidemiologi Kanada, Bruce Aylward memuji pendekatan China dalam menanggapi penyakit ini.
"Jika saya menderita COVID-19, saya ingin dirawat di China," katanya. "Mereka tahu dan mereka peduli untuk membuat orang tetap hidup, dan mereka berhasil melakukannya."
Saat mendalangi upaya pencegahan dan pengendalian epidemi, Xi memberi Hubei, terutama Wuhan, ibukota provinsi, prioritas. Dia mengatakan bahwa "ketika Wuhan menang, Hubei menang; ketika Hubei menang, China menang".
Baca Juga: Muncul kasus tanpa gejala, Wuhan cabut status bebas wabah corona
Oleh karena itu, sejak awal wabah, Komite Sentral CPC telah mengambil langkah-langkah yang paling komprehensif, menyeluruh dan teliti untuk secara tegas mengekang penyebaran virus di Wuhan dan Hubei.
Ketika para ahli merekomendasikan langkah-langkah karantina untuk membantu mengurangi pergerakan populasi, yang pada gilirannya membantu membendung penyebaran virus, Komite Sentral CPC membuat keputusan pada 22 Januari untuk meminta Hubei menghentikan perjalanan keluar untuk mencegah penyebaran penyakit di wilayah lain.