Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden China Xi Jinping meminta militer untuk menyelaraskan strategi maritimnya dengan pembangunan ekonomi. Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Xi dalam pertemuan dengan anggota parlemen pertahanan pada sesi legislatif tahunan negara tersebut.
"Angkatan bersenjata harus segera mengoordinasikan persiapan konflik militer maritim, perlindungan hak dan kepentingan maritim, dan pengembangan ekonomi maritim,” kata Xi pada pertemuan tersebut pada hari Kamis, menurut laporan oleh lembaga penyiaran pemerintah China Central Television.
Melansir Bloomberg, pernyataan Xi muncul ketika ketegangan meningkat di Laut China Selatan. Kapal penjaga pantai dari China dan Filipina bertabrakan pada minggu ini selama misi pasokan makanan untuk pasukan Filipina.
Kedua negara terlibat sengketa wilayah di perairan tersebut. Sementara, Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah laut yang kaya sumber daya tersebut, termasuk wilayah yang menurut Manila merupakan bagian dari zona ekonomi eksklusifnya.
“Ungkapan 'perkembangan ekonomi maritim' tampaknya merupakan pengakuan implisit Beijing bahwa salah satu motif utamanya adalah keinginan untuk memonopoli cadangan energi dan sumber daya laut lainnya di perairan tersebut,” kata James Char, peneliti di Universitas Teknologi Nanyang di Singapura.
Baca Juga: Putin dan Xi Kompak Tolak Aksi Campur Tangan AS ke Negara Lain
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menegaskan kembali pada konferensi pers hari Kamis bahwa negaranya selalu bersikap menahan diri, memperingatkan negara-negara lain agar tidak memihak di Laut China Selatan.
Dalam pertemuannya dengan anggota parlemen militer, Xi juga mendesak militer untuk mendorong pembangunan sektor kedirgantaraan, meningkatkan kemampuannya untuk menjaga keamanan siber, dan meningkatkan koordinasi dan implementasi proyek-proyek teknologi pintar yang besar.
Xi menyerukan inovasi dan reformasi pada industri teknologi pertahanan untuk menghasilkan kekuatan tempur baru yang berkualitas.
Hal ini tampaknya mengacu pada kekuatan produktif baru, sebuah istilah yang baru-baru ini ia gunakan untuk mendorong teknologi tinggi, efisiensi tinggi, dan kualitas tinggi sebagai penggerak ekonomi.
"Para anggota parlemen pada pertemuan tersebut membahas isu-isu mulai dari penerapan kecerdasan buatan hingga pengembangan dan pemanfaatan kemampuan tempur tak berawak,” lapor Kantor Berita resmi Xinhua.
AS telah berkampanye untuk mengekang akses Tiongkok terhadap teknologi semikonduktor kelas atas, sebagian karena kekhawatiran bahwa kemajuan AI dapat bermanfaat bagi militer.
Baca Juga: Era Baru Diplomasi Panda, Tiongkok Bakal Kirim Lebih Banyak Panda ke AS
Wang mengkritik upaya Washington dalam pengarahannya, dengan mengatakan bahwa hal itu dimaksudkan untuk menekan negaranya.
Mengutip NHK, Xi juga menyerukan agar sistem pertahanan dunia maya dibangun untuk melindungi jaringan online nasional dengan lebih baik.
Tiongkok telah mengadopsi kecerdasan buatan dan teknologi baru lainnya untuk memperkuat kemampuan militernya menjelang tahun 2027, ketika negara itu memperingati seratus tahun Tentara Pembebasan Rakyat.