kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Xi Jinping Sudah Punya 500 Bom Nuklir, AS Cemas


Senin, 23 Oktober 2023 / 05:58 WIB
Xi Jinping Sudah Punya 500 Bom Nuklir, AS Cemas
ILUSTRASI. Amerika Serikat menuturkan, China telah memperluas persediaan nuklirnya secara signifikan selama setahun terakhir.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat menuturkan, China telah memperluas persediaan nuklirnya secara signifikan selama setahun terakhir. Saat ini, China sudah memiliki sekitar 500 hulu ledak operasional.

Mengutip BBC, sebuah laporan tahunan yang dirilis oleh Pentagon juga mengatakan bahwa Beijing menargetkan untuk melipatgandakan persenjataannya menjadi lebih dari 1.000 hulu ledak pada tahun 2030.

Namun dikatakan bahwa China tetap berkomitmen pada kebijakan nuklir di mana mereka tidak akan melakukan serangan pertama.

Meskipun laporan tersebut mengatakan kenaikan tersebut melebihi proyeksi, namun persediaan China masih kalah dibandingkan Rusia dan Amerika Serikat.

Data yang dirilis Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm yang independen menunjukkan, Rusia memiliki persenjataan nuklir sekitar 5.889 hulu ledak dan Amerika Serikat dapat mengerahkan 5.244 hulu ledak.

Pada tahun 2021 Departemen Pertahanan AS, memperkirakan China memiliki sekitar 400 hulu ledak.

Baca Juga: Kim Jong Un Bagi-Bagi Mobil dan Jam Tangan Mewah Agar Para Pejabat Setia

“Kami tidak mencoba untuk menyarankan perubahan yang sangat besar dari apa yang mereka (Tiongkok) harapkan… tapi kami memberikan penilaian bahwa mereka berada di jalur yang melampaui proyeksi sebelumnya,” kata seorang pejabat senior Pentagon kepada wartawan pada hari Kamis. 

Dia menambahkan bahwa masalah ini menimbulkan "banyak kekhawatiran" bagi AS.

Presiden Xi Jinping telah menyatakan China akan mengerahkan “militer kelas dunia” pada tahun 2049. Sejak ia berkuasa pada tahun 2012, ia telah berupaya untuk memodernisasi angkatan bersenjata negara tersebut.

Laporan Pentagon pada Kamis pekan lalu mengatakan bahwa upaya China untuk meningkatkan persenjataan nuklirnya mengerdilkan upaya-upaya sebelumnya baik dalam skala maupun kompleksitasnya.

Baca Juga: Militer India Tingkatkan Kemampuan AI, tapi Seberapa Efektif?

Para pejabat AS mengatakan Beijing mungkin telah menyelesaikan pembangunan tiga kelompok lokasi rudal baru pada tahun 2022. Bidang-bidang ini mencakup setidaknya 300 silo Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) baru, kata laporan itu.

ICBM adalah rudal balistik dengan jangkauan lebih dari 5.500 km (3.400 mil).

Mengutip Al Jazeera, selain ekspansi nuklirnya, laporan itu mengatakan China sedang mengembangkan sistem rudal balistik antarbenua baru dengan menggunakan senjata konvensional yang memungkinkan Beijing mengancam serangan konvensional terhadap sasaran di benua Amerika, Hawaii, dan Alaska.

Laporan Pentagon, yang menyusul rilis evaluasi kongres terhadap postur pertahanan strategis AS pada pekan lalu, mengatakan bahwa tekad China untuk melakukan modernisasi sebagian didorong oleh keyakinan bahwa AS terlibat dalam upaya sistematis untuk menekan perkembangan China, mencegah Penyatuan Taiwan dengan China daratan, dan mempertahankan hegemoni global AS.

Laporan tersebut mencatat bahwa Tiongkok telah “meningkatkan tekanan diplomatik, politik, dan militer terhadap Taiwan” pada tahun 2022, dan meningkatkan “tindakan provokatif dan destabilisasi” di dalam dan sekitar Selat Taiwan.

Beijing mengklaim Taiwan sebagai miliknya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mengambil kendali atas pulau tersebut.

Baca Juga: 2.000 Tentara AS Disiagakan di Tengah Krisis Timur Tengah

Taiwan hampir setiap hari melaporkan penerbangan militer China ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ), serta peningkatan aktivitas angkatan laut Tiongkok, termasuk oleh kapal induk Shandong. Latihan militer berbasis darat juga dilakukan di pantai yang menghadap Taiwan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×