kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Xi Tegaskan ke Putin Persahabatan China-Rusia Bertahan Meski Situasi Global Kacau


Rabu, 23 Oktober 2024 / 22:16 WIB
Xi Tegaskan ke Putin Persahabatan China-Rusia Bertahan Meski Situasi Global Kacau
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden?China Xi Jinping menghadiri resepsi di Kremlin di Moskow, Rusia 21 Maret 2023. Sputnik/Pavel Byrkin/Kremlin via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - KAZAN. Presiden China Xi Jinping menyampaikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa situasi global saat ini dilanda kekacauan. Namun, kemitraan strategis antara China dan Rusia tetap menjadi kekuatan stabilitas di tengah perubahan besar yang terjadi dalam satu abad terakhir.

Pada bulan Mei, Xi dan Putin telah berjanji untuk menciptakan "era baru" dalam kemitraan antara dua negara yang menjadi saingan terbesar Amerika Serikat. Mereka menggambarkan Amerika sebagai kekuatan hegemoni yang agresif seperti dalam Perang Dingin, yang menyebarkan kekacauan di seluruh dunia.

"Saat ini, dunia sedang mengalami perubahan besar yang belum pernah terjadi dalam seratus tahun, dan situasi internasional dipenuhi oleh kekacauan," kata Xi kepada Putin di kota Kazan, Rusia, dalam pembukaan KTT BRICS. 

Baca Juga: Pesan Menyentuh Xi ke Putin: Dunia Kacau, Persahabatan dengan Rusia Akan Bertahan

"Namun, saya yakin bahwa persahabatan antara China dan Rusia akan terus berlanjut hingga generasi mendatang, dan tanggung jawab negara-negara besar terhadap rakyatnya tidak akan berubah," ucap Xi.

Rusia yang sedang berperang melawan pasukan Ukraina yang didukung NATO, serta Tiongkok yang menghadapi tekanan dari upaya Amerika Serikat untuk menahan kekuatan militer dan ekonomi yang berkembang, semakin menemukan kesamaan dalam tujuan geopolitik mereka.

Rusia dan China, yang berusaha membalas penghinaan akibat runtuhnya Uni Soviet pada 1991 serta dominasi kolonial Eropa terhadap China selama berabad-abad, mencoba menggambarkan Barat sebagai kekuatan yang dekaden dan sedang merosot.

Baca Juga: Xi dan Putin Kutuk AS, Janjikan Hubungan Lebih Erat Seiring Kemajuan Rusia di Ukraina

Amerika Serikat menggambarkan China sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman negara terbesar. Presiden Joe Biden mengatakan bahwa demokrasi menghadapi tantangan dari rezim otoriter seperti China dan Rusia.

Biden pernah menyebut Xi sebagai "diktator" dan menyebut Putin sebagai "pembunuh" serta "orang gila". Beijing dan Moskow telah mengecam pernyataan Biden tersebut.

Putin menyebut Xi sebagai sahabat dan menegaskan bahwa kemitraan dengan Tiongkok adalah kekuatan stabilitas di dunia. 

"Kerja sama Rusia-China dalam urusan dunia adalah salah satu faktor utama yang menstabilkan panggung internasional," ujar Putin. 

Baca Juga: Xi dan Putin Paparkan Ambisi China Serta Rusia untuk Keamanan Eurasia

"Kami berencana untuk meningkatkan koordinasi di semua platform multilateral guna memastikan keamanan global dan tatanan dunia yang adil," bebernya.

Xi menambahkan bahwa kerja sama di dalam kelompok BRICS adalah "platform terpenting untuk solidaritas dan kolaborasi antara negara-negara pasar berkembang dan negara-negara berkembang saat ini."

Xi juga menyebut BRICS sebagai kekuatan utama dalam mempromosikan realisasi multipolaritas global yang setara dan tertib, serta globalisasi ekonomi yang inklusif dan toleran.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×