kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Yuriy Kosiuk: Dari broker ke peternakan (2)


Senin, 18 Juni 2012 / 11:17 WIB
ILUSTRASI. Corona di Australia. AAP Image/Erik Anderson via REUTERS


Sumber: Harian KONTAN, 13 Juni 2012 | Editor: Catur Ari

Yuriy Anatolijovych Kosiuk alias Yuriy Kosiuk mungkin satu di antara sekian orang kaya di jagat yang bertekad membangun bisnis sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Meski berhasil di industri finansial, Kosiuk memutuskan kembali ke jalur agribisnis. Kini dia menjadi salah satu pengusaha agribisnis besar di salah satu negara Eropa Timur tersebut berkat produk ayam beku. Majalah Forbes mencatat, kekayaannya saat ini mencapai US$ 1,3 miliar.

Dalam beberapa tahun terakhir, agribisnis telah menjadi mesin uang bagi beberapa orang kaya di dunia. Media lokal Kyiv Post mencatat, pada tahun 2010 setidaknya 10 dari 50 orang terkaya Ukraina menghasilkan pundi-pundi mereka dari sektor agribisnis.

Mereka digolongkan orang yang jeli melihat ke depan dan menyadari kenaikan kebutuhan makanan akan mengiringi pertumbuhan populasi di negara berkembang. Mereka sadar, jika lahan pertanian di negara maju lama-kelamaan berkurang, dan menggantungkan kebutuhan makanan pada negara berkembang.

Yuriy Kosiuk salah satu orang yang paham tentang hal ini. Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita CNN, Yuriy Kosiuk mengeluarkan pandangan menarik "Jika ingin melihat semua berjalan dengan baik, lakukan sendiri." Kalimat ini mendorong bapak satu anak ini mendirikan perusahaan agribisnis, terutama ayam beku siap olah.

Kosiuk membangun kisah suksesnya tidak dalam semalam. Pria kelahiran 27 Mei 1968 di Cervone, Distrik Gaivoronsky Wilayah Kirovograd ini, sejak mahasiswa sudah mempunyai tekad kuat mencari uang sendiri. Jadi wajar saja, jika ia mengikuti kursus menjadi pialang broker dan pada tahun 1991 sempat menjadi broker di Kiev Mercantile Exchange. "Karena pekerjaan itu, saya mendapatkan uang pertama kali," ujar dia.

Pada masa itu, dari jasa broker Kosiuk bisa mendapatkan penghasilan hingga RUB 25. Padahal ketika itu, seorang mahasiswa mendapatkan beasiswa sebesar RUB 50.000. Jadi, itulah uang pertama kali yang ia hasilkan dalam jumlah besar.

Lazimnya anak muda, dia menggunakan uang tersebut untuk membeli beberapa mobil. Meski menghasilkan uang dalam jumlah besar, Kosiuk hanya berkecimpung di dunia broker pialang selama delapan bulan.

Dia memutuskan membuka bisnis pengepakan daging, berdasarkan latar belakang pendidikannya. Saat itu menempuh pendidikan di Institut Industri Makanan Kiev. Ia mendapatkan modal US$ 100.000 dari sisa untung menjadi broker dan meminjam.

Di sinilah mentalnya mendapat ujian. Ternyata bisnis pengepakan daging tidak seindah rencana awal. Dia menjual perusahaan sebelum merugi lebih besar. Meski begitu, insting bisnis Kosiuk masih besar. Sekitar tahun 1995 dia menjadi anggota pendiri dari perusahaan patungan bernama PME, perusahaan yang bergerak di bidang impor logam, biji-bijian, dan bahkan gas.

Lantaran bisnis logam kurang menguntungkan, Kosiuk memutuskan menekuni bisnis gandum dan pakan ternak. Apalagi, Ukraina terkenal dengan tanah hitam yang subur, sampai terkenal sebagai julukan lumbung Eropa.

Ukraina hingga saat ini masih menjadi eksportir terbesar dunia untuk minyak bunga matahari dan eksportir gandum terbesar ketiga didunia.

Tahun 1998, dia memutuskan mereorganisasi perusahaan tersebut menjadi MHP. Awalnya memang terseok-seok. Penjualan pakan ternak tidak berjalan baik. konsumen pakan ternak hampir tidak ada. Alasannya, tak banyak peternakan ternak di sana.

Dari sini, Kosiuk mendapat ide menjual ayam hingga produk ayam olahan. Pilihan bisnisnya benar-benar tepat. Dalam wawancara dengan Ukraine Business, Kosiuk menyebutkan, konsumsi unggas pada 2010 meningkat menjadi 50%.

Padahal sebelumnya konsumsi daging dominan, sedangkan unggas hanya 30%-35%. Maklum rata-rata penduduk negaranya mengkonsumsi sekitar 50 kg daging per tahun. Tetapi secara persentase, tingkat konsumi daging kini lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×