kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Zelensky Sebut G20 Jadi G19, Ditujukan sebagai Hinaan untuk Rusia


Rabu, 16 November 2022 / 07:46 WIB
 Zelensky Sebut G20 Jadi G19, Ditujukan sebagai Hinaan untuk Rusia
ILUSTRASI. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta para pemimpin dunia G19 untuk mengakhiri invasi Rusia.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID -  BALI. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta para pemimpin dunia "G19" untuk mengakhiri invasi Rusia. Zelensky menyebutkan hal tersebut dengan nada menghina Moskow di KTT G20.

Melansir BBC, Zelensky muncul dalam pidato video yang disiarkan kepada para pemimpin yang berkumpul untuk KTT di Bali, Indonesia.

Rusia adalah anggota G20. Akan tetapi, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berada di Bali. Sebagai gantinya, dia mengirim Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

Zelensky juga memohon perpanjangan kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina yang akan segera berakhir.

Draf deklarasi G20, yang didapat oleh BBC menunjukkan, "sebagian besar" negara mengutuk keras perang Ukraina dan setuju bahwa hal itu memperburuk kerapuhan ekonomi global.

Juga ditekankan bahwa penggunaan atau ancaman senjata nuklir "tidak dapat diterima".

Lavrov mengatakan deklarasi itu telah "dipolitisasi" oleh sekutu Barat Ukraina.

Baca Juga: Zelensky Berharap G20 Mau Mengikuti Rencananya untuk Mengembalikan Perdamaian

Dalam pidatonya, Presiden Zelensky berkata: "Saya yakin sekaranglah saatnya perang destruktif Rusia harus dan dapat dihentikan."

Dia menguraikan sejumlah strategi, termasuk memastikan keamanan nuklir dan pangan, mengakhiri permusuhan, dan mencegah eskalasi.

Dia berulang kali menyebut para pemimpin sebagai "G19", tidak termasuk Rusia.

Yang paling utama di antara permintaannya adalah perpanjangan dari apa yang dikenal sebagai Black Sea Grain Initiative yang dibuat pada bulan Juli antara PBB dan Rusia.

Perjanjian itu memastikan bahwa ekspor makanan yang diblokir di pelabuhan Ukraina oleh kapal perang Rusia dapat dikirim keluar.

PBB mengatakan sejak kesepakatan dimulai, 10 juta ton biji-bijian dan makanan lain telah diekspor, demi mencegah krisis pangan global.

Baca Juga: Tak Hadiri KTT G20 Langsung, Putin Hanya Hadir Secara Online

Namun kesepakatan itu berakhir pada 19 November. Zelensky mengatakan kesepakatan itu harus diperpanjang tanpa batas waktu, tidak peduli kapan perang berakhir.

"Hak atas pangan adalah hak fundamental setiap orang di dunia," katanya.

Dia mengusulkan untuk memperluas kesepakatan ke pelabuhan lain di wilayah Mykolaiv.

Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa belum ada kesepakatan untuk memperpanjang kesepakatan.

Sebagai imbalan karena mengizinkan Ukraina mengirimkan makanan, mereka bersikeras agar sanksi Barat dicabut sehingga Rusia dapat mengekspor makanan dan pupuknya sendiri ke pasar dunia tanpa hambatan.

Mengutip Wionews, mengacu pada eskalasi perang nuklir baru-baru ini, Zelensky mengatakan bahwa ancaman gila senjata nuklir yang dilakukan pejabat Rusia harus dihentikan.

“Saya berterima kasih, G19 yang terhormat, untuk memperjelas hal ini. Namun, tolong gunakan semua kekuatan Anda untuk membuat Rusia meninggalkan ancaman nuklir dan tidak ada alasan untuk pemerasan nuklir,” tambahnya.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sedang mendengarkan pidato presiden Ukraina. Lavrov juga menuduh Zelensky memperpanjang konflik dan mengabaikan nasihat Barat.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×