Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Partai Demokrat meraih kemenangan telak dalam tiga pemilihan penting pada Selasa (4/11/2025), yang menjadi ujian elektoral besar pertama sejak Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Hasil ini mengangkat generasi baru pemimpin Demokrat dan memberi partai yang tengah terpuruk itu suntikan semangat menjelang pemilihan legislatif tahun depan.
Di New York City, Zohran Mamdani, sosialis demokrat berusia 34 tahun, memenangkan pemilihan wali kota menandai perjalanan luar biasa dari anggota legislatif negara bagian yang nyaris tak dikenal menjadi salah satu tokoh paling menonjol di Partai Demokrat.
Baca Juga: China Janji Reformasi Aturan Dagang, Dorong Aturan Lebih Adil
Sementara di Virginia dan New Jersey, dua Demokrat moderat, Abigail Spanberger (46) dan Mikie Sherrill (53), berhasil memenangkan kursi gubernur dengan keunggulan yang meyakinkan.
Pemilu lokal ini menjadi barometer reaksi publik terhadap sembilan bulan pertama pemerintahan Trump yang penuh gejolak.
Kontestasi juga menjadi ajang uji strategi kampanye Partai Demokrat menjelang pemilu paruh waktu 2026, di tengah upaya mereka untuk bangkit setelah tersingkir dari kekuasaan di Washington.
Meski demikian, pemilu legislatif masih setahun lagi waktu yang panjang dalam dinamika politik era Trump.
Survei menunjukkan citra Partai Demokrat secara umum masih lemah, meski tingkat kepuasan publik terhadap Trump juga menurun.
Perlu dicatat, pemilihan kali ini berlangsung di wilayah yang cenderung mendukung Demokrat dan tidak memilih Trump dalam pemilu presiden tahun lalu.
Baca Juga: China Tunda Bea Tambahan 24% untuk Barang AS dan Turunkan Tarif Produk Pertanian
Dorongan politik terbesar bagi Demokrat datang dari California, di mana pemilih memberikan kewenangan kepada legislatif Demokrat untuk menggambar ulang peta distrik kongres negara bagian, langkah yang berpotensi memengaruhi perebutan mayoritas di Dewan Perwakilan AS (House of Representatives).
Tingginya partisipasi pemilih juga menjadi sinyal kebangkitan baru. Pemilihan wali kota New York mencatat tingkat partisipasi tertinggi sejak 1969, didorong oleh semangat pemilih muda yang mencari wajah baru dalam partai.
Ketiga kandidat Demokrat menekankan isu ekonomi dan keterjangkauan hidup, tema yang paling dekat dengan kekhawatiran pemilih.
Namun, strategi mereka berbeda: Spanberger dan Sherrill mewakili sayap moderat, sedangkan Mamdani tampil sebagai progresif murni bergaya Bernie Sanders dan Alexandria Ocasio-Cortez, dengan kampanye akar rumput yang viral di media sosial.
“Partai Demokrat telah kembali,” ujar Hakeem Jeffries, pemimpin minoritas Demokrat di DPR AS, di platform X.
Baca Juga: Inflasi Filipina yang Terkendali Buka Peluang Pemangkasan Suku Bunga pada Desember
Mamdani, yang akan menjadi wali kota Muslim pertama New York, mengalahkan mantan Gubernur Demokrat Andrew Cuomo (67) yang maju sebagai calon independen setelah kalah dalam pencalonan internal.
Cuomo, yang mundur empat tahun lalu akibat tuduhan pelecehan seksual yang ia bantah, menuding Mamdani sebagai radikal kiri dengan gagasan ekonomi yang “berbahaya dan tidak realistis.”
Mamdani menyerukan kenaikan pajak bagi korporasi dan orang kaya untuk mendanai program ambisius seperti pembekuan sewa, layanan penitipan anak gratis, dan transportasi publik tanpa biaya.
Kalangan Wall Street menanggapi dengan kekhawatiran, mengingat kota itu adalah pusat keuangan dunia.
Sementara itu, kubu Republik telah menyiapkan strategi untuk menjadikan Mamdani sebagai wajah baru Partai Demokrat. Trump bahkan menyebutnya “komunis” dan mengancam akan memangkas pendanaan federal bagi New York.
Dalam unggahan media sosialnya, Trump menyalahkan kekalahan Partai Republik karena namanya tidak tercantum di surat suara dan pemerintahannya tengah menghadapi penutupan (shutdown).
Baca Juga: Rapper Malaysia Namewee Ditahan: Kasus Pembunuhan Influencer Taiwan
Bayang-bayang Trump dalam Pemilu
Di Virginia, Spanberger mengalahkan Wakil Gubernur Republik Winsome Earle-Sears, menggantikan Gubernur Glenn Youngkin.
Sementara di New Jersey, Sherrill menaklukkan Jack Ciattarelli, suksesor dari Gubernur Phil Murphy dari Partai Demokrat.
Kedua kandidat berupaya mengaitkan lawan-lawannya dengan Trump, memanfaatkan kekecewaan pemilih Demokrat dan independen terhadap gaya kepemimpinan presiden yang dinilai kacau.
“Kami mengirim pesan ke dunia: pada 2025, Virginia memilih pragmatisme, bukan perpecahan,” ujar Spanberger dalam pidato kemenangannya.
Trump sempat memicu kemarahan publik dengan kebijakan kontroversial selama masa kampanye, termasuk ancaman pemecatan pegawai federal, yang berdampak besar bagi negara bagian Virginia, rumah bagi banyak pegawai pemerintahan serta pembekuan dana miliaran dolar untuk proyek terowongan kereta Hudson River di New Jersey.
Sejumlah pemilih mengaku kebijakan deportasi imigran ilegal dan tarif tinggi atas barang impor menjadi alasan utama mereka menolak calon Republik.
Baca Juga: Jonathan Bailey, Bintang Film Wicked, Dinobatkan Sebagai Sexiest Man Alive 2025
“Saya memilih semua kandidat Demokrat karena tidak setuju dengan kebijakan imigrasi Trump dan penutupan pemerintah,” kata Juan Benitez, pemilih independen berusia 25 tahun di Virginia.
Bagi Partai Republik, hasil Selasa menjadi ujian apakah basis pemilih yang mengantarkan Trump ke Gedung Putih pada 2024 masih solid ketika ia tidak tampil di surat suara.
Namun, kandidat mereka di negara bagian yang condong Demokrat menghadapi dilema: mengkritik Trump berisiko kehilangan pendukungnya, tetapi merangkulnya terlalu dekat bisa menjauhkan pemilih moderat dan independen.













