kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arab Saudi: Ada rudal dicegat dekat Riyadh


Minggu, 05 November 2017 / 09:32 WIB
Arab Saudi: Ada rudal dicegat dekat Riyadh


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Arab Saudi mencegat sebuah milis yang dilontarkan dari Yaman, Sabtu malam waktu setempat (4/11). Misil yang sudah berseluncur sejauh 800 kilometer itu diledakkan oleh militer Saudi dekat Bandara Internasional King Khalid, bagian utara Riyadh. 

Dikutip dari Al Jazeera, pemberontak Houthi dari Yaman mengklaim bertanggung jawab atas misil yang telah melewati perbatasan tersebut. Mereka menyebut, misil tersebut adalah adalah Burkan 2-H. 

Menurut Otoritas Saudi, misil tersebut ditembakkan pukul 8:07 malam dari kawasan Yaman. 

"Misil tersebut ditujukan pada warga sipil dan area berpopulasi," kata Turki al-Maliki, Juru Bicara Saudi untuk koalisi dengan Yemen, dikutip media lokal Saudi Press Agency

Senjata anti-rudal milik militer Saudi, Patriot, meledakkan misil tersebut. Pecahannya berjatuhan di sekitar bandara, tapi disebutkan tidak ada korban dari aksi pencegatan tersebut. Sementara otoritas bandara mengatakan, tidak ada penerbangan yang terganggu dengan misil tersebut. 

Dalam wawancaranya dengan Al Jazeera bulan ini, Juru Bicara pemberontak Houthi Muhammad Abdul Salam mengancam akan meningkatkan operasi di perbatasan dan mengincar lebih dalam kawasan Saudi. 

"Saudi yang memulai perang. Kami akan melanjutkan dan meningkatkan respons, menargetkan lebih ke dalam kawasan Saudi, mengincar area militer di mana Saudi menerbangkan kapal-kapal perangnya masuk ke kawasan Yaman," kata Abdul Salam.

Misil dekat Al Khalid tersebut merupakan yang terdekat dengan jantung Saudi. Yaman Mei lalu menembakkan rudal ke arah Riyadh, sebelum kedatangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Saudi, tapi sudah dicegat militer Saudi sejak 200 km dari Riyadh. 

Yaman tengah menderita akibat perang saudara sejah tahun 2014. Diduga perang saudara ini terjadi dibekingi Iran, Saudi dan aliansinya melakukan intervensi tahun 2015. Sejak perang itu bergulir, Al Jazeera melaporkan, lebih dari 10.000 orang tewas dan 40.000 orang terluka. 

Kiriman rudal dari Yaman ini menambah kabar mengejutkan dari Saudi, yang pada Sabtu malam menciduk 11 pangeran, salah satunya miliarder dan investor global Pangeran Alwalled bin Talal. Selain itu, empat menteri dan puluhan mantan menteri ikut ditangkap dengan dugaan korupsi. 




TERBARU

[X]
×