kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pangeran Alwaleed Bin Talal ditahan karena korupsi


Minggu, 05 November 2017 / 08:22 WIB
Pangeran Alwaleed Bin Talal ditahan karena korupsi


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Kabar mengejutkan datang dari keluarga kerajaan Arab Saudi. Berdasarkan laporan media lokal, Pangeran Alwaleed Bin Talal, anggota keluarga kerajaan dan investor kaya terkemuka, ditangkap pada Sabtu (4/11) sehubungan dengan inisiatif anti-korupsi yang luas.

Raja Arab Saudi Salman menyingkirkan sejumlah pejabat penting dalam sebuah tindakan keras, di mana puluhan pangeran dan mantan menteri ditahan. Sejumlah media Arab Saudi, termasuk Al Arabiya milik pemerintah Saudi dan The Wall Street Journal, melaporkan bahwa Bin Talal termasuk di antara mereka yang ditangkap. CNBC tidak bisa segera mengkonfirmasi status Bin Talal.

Bin Talal dianggap salah satu anggota keluarga kerajaan Saudi yang paling menonjol, dan kerap menjadi subyek banyak profil di AS dan publikasi internasional. Berita tentang Bin Talal mengenai saran investasi sering dimuat di CNBC. Pada bulan lalu, misalnya, dia memperkirakan bitcoin tidak lebih dari sekadar gelembung spekulatif yang akan segera "meledak".

Miliarder ini merupakan salah seorang dermawan dan investor berpendidikan Amerika yang banyak melakukan investasi di perusahaan raksasa AS seperti Citigroup, Apple, 21st Century Fox dan Twitter. Antara periode 1991 dan 1995, Bin Talal datang untuk menyelamatkan Presiden Donald Trump, yang kerajaan real estatnya sedang mengalami kesulitan. Bin Talal membeli kapal pesiar, dan berinvestasi di Trump's Plaza Hotel.

Pada 2015, Bin Talal mengumumkan bahwa dia akan menyumbangkan seluruh kekayaannya untuk membantu membangun "dunia yang penuh toleransi, penerimaan, kesetaraan dan kesempatan yang lebih baik untuk semua orang."

Sengketa anti-korupsi ini berlawanan dengan agenda reformasi di Arab Saudi, serta rencana perhelatan IPO untuk perusahaan raksasa minyak milik pemerintah Saudi Aramco tahun depan. IPO Aramco diramal akan menjadi yang terbesar dalam sejarah, dan Aramco secara luas diperkirakan akan mencatatkan sahamnya di bursa internasional.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×