kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang, China, dan India Tanggapi Pernyataan Xenofobia Biden, Apa Kata Mereka?


Senin, 06 Mei 2024 / 07:11 WIB
Jepang, China, dan India Tanggapi Pernyataan Xenofobia Biden, Apa Kata Mereka?
ILUSTRASI. Kedutaan Jepang di AS mengatakan, pelabelan Jepang sebagai xenofobia oleh Joe Biden sangat disayangkan. REUTERS/Leah Millis


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kedutaan Jepang di AS mengatakan, pelabelan Jepang sebagai “xenofobia” oleh Joe Biden sangat disayangkan dan tidak didasarkan pada pemahaman yang akurat tentang negara tersebut.

Mengutip BBC, sebelumnya Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam acara penggalangan dana kampanye awal pekan ini bahwa Jepang, India, China dan Rusia tidak menginginkan imigran dating ke negaranya.

Terkait hal tersebut,Gedung Putih mengatakan bahwa Biden tidak bermaksud menyinggung negara-negara tersebut dan hanya menyoroti kebijakan imigrasi AS.

Namun pernyataan tersebut mendapat cemoohan dari beberapa pengamat AS dan asing.

Berbicara kepada sebagian besar warga Amerika-Asia pada hari Rabu, Biden mengatakan: "Mengapa perekonomian China sangat terpuruk? Mengapa Jepang mengalami kesulitan? Mengapa Rusia? Mengapa India? Karena mereka xenofobia. Mereka tidak menginginkan imigran." 

Pemerintah AS kemudian mengklarifikasi bahwa komentar Biden dimaksudkan dalam konteks menjelaskan bahwa AS adalah negara imigran dan imigran membuat AS lebih kuat. Pernyataan itu juga tidak memiliki maksud untuk merusak hubungan AS-Jepang.

Kedutaan Besar Jepang mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka sudah “mengetahui” klarifikasi tersebut.

Baca Juga: Biden Sebut Xenofobia Jadi Penyebab Krisis Ekonomi China, Jepang, dan India, Apa Itu?

“Sangat disayangkan bahwa beberapa pernyataan tersebut tidak didasarkan pada pemahaman yang akurat mengenai kebijakan Jepang,” tambah pernyataan itu.

Kebijakan imigrasi Jepang yang biasanya ketat telah dilonggarkan dalam beberapa tahun terakhir untuk mengatasi populasi yang terus menyusut.

Komentar Biden muncul kurang dari sebulan setelah dia menyebut aliansi AS-Jepang tidak dapat dipatahkan selama kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida ke Washington.

Kedutaan mengatakan kunjungan tersebut menunjukkan bahwa hubungan AS-Jepang lebih kuat dari sebelumnya.

Pernyataan Biden juga mendapat kritikan dari China.

Chen Weihua, kolumnis terkemuka di China Daily milik negara, mengatakan di media social X, bahwa presiden AS terobsesi untuk menjelek-jelekkan China. Menurutnya, ini adalah penyakit mental yang serius.

Baca Juga: Rusia: Sanksi Sekunder AS Bertujuan untuk Membendung China

India membantah ekonominya terpuruk

Sementara itu, melansir Reuters yang mengutip The Economic Times, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar membantah pernyataan Biden bahwa "xenofobia" menghambat pertumbuhan ekonomi negara Asia Selatan tersebut. 

Jaishankar mengatakan bahwa perekonomian India tidak goyah dan secara historis masyarakatnya sangat terbuka.

“Itulah mengapa kita memiliki CAA (Undang-undang Amandemen Kewarganegaraan), yang bertujuan untuk membuka pintu bagi orang-orang yang berada dalam kesulitan… Saya pikir kita harus terbuka bagi orang-orang yang memiliki kebutuhan untuk datang ke India, yang memiliki klaim untuk datanglah ke India,” kata Jaishankar, mengacu pada undang-undang baru-baru ini yang mengizinkan imigran yang melarikan diri dari penganiayaan dari negara tetangga untuk menjadi warga negara.




TERBARU

[X]
×