kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kesetaraan internet kandas di AS


Sabtu, 16 Desember 2017 / 15:21 WIB
Kesetaraan internet kandas di AS


Sumber: CNBC,New York Times | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak negara yang iri dengan kebebasan berkomunikasi di Amerika Serikat. Tapi, sejak Kamis lalu, ada yang berubah di jagat sektor teknologi informasi dan komunikasi di AS. 

Adalah Federal Communications Commission (FCC), badan yang mengatur administrasi telekomunikasi di Negeri Paman Sam yang memutuskan untuk mencabut regulasi Open Internet Order. 

Aturan ini kerap dikenal dengan sebagai net neutrality atau kesetaraan internet. Aturan ini mengharuskan penyedia jasa internet atau internet service providers (ISP) memperlakukan penyedia konten internet secara setara. 

Konsumen bisa membuka setiap website, applikasi, video secara setara. Perusahaan telekomunikasi AS seperti Verizon, AT&T atau perusahaan kabel tak boleh memblokir, mempercepat, atau memperlambat load situs atau konten tertentu. 

Sekarang, tanpa net neutrality, para penyedia internet boleh memprioritaskan website atau penyedia konten tertentu. Misalnya, Yelp yang menjadi wadah menulis review restoran, bisa mengakses subscriber atau user-nya lebih cepat jika membayar jalur cepat (premium). Sedangkan perusahaan kecil yang tidak memiliki dana untuk membayar di jalan tol, harus berada di jalur lambat. 

Tanpa keseteraan internet, perusahaan ISP lebih leluasa menetapkan harga bagi konten untuk melewati infrastruktur miliknya. 


Dampak bagi konsumen

Apa yang bisa terjadi pada konsumen setelah net neutrality dicabut? Apakah konsumen nantinya harus membayar YouTube atau layanan lain yang selama ini gratis? Apakah ISP akan mempersulit konten yang tidak disukai, sehingga konsumen harus membayar untuk mengaksesnya? Atau akan ada kenaikan harga dari penyedia konten internet?

Pengamat ICT melihat, ada peluang semua hal tersebut terjadi. Tapi, dampak kebijakan menghilangkan Open Internet yang digagas Chairman FCC Ajit Pai ini tidak akan terjadi secara drastis. 

"Kita tidak akan melihat ISP tiba-tiba membuat paket ala perusahaan kabel," kata  Ryan Singel, media and strategy fellow at Stanford Law School's Center for Internet and Society, dikutip cbcnews.com.

Bentuk negosiasi antara ISP dan penyedia konten akan alot, terutama dengan penyedia konten internet besar (OTT) seperti Facebook atau Netflix.  


Dicibir, digugat

Perusahaan konten jelas berada di seberang kubu Ajit Pai. COO Facebook Sheryl Sandberg lewat akun Twitter mengatakan, perusahaan siap bekerja sama dengan kongres untuk memastikan akses setara ke internet. 

Netflix juga mengaku kecewa. Lewat akun Twitternya, perusahaan konten hiburan film ini menyebut ketentuan baru FCC menyesatkan. 

Chairman FCC Ajit Pai mengaku, langkahnya justru membantu konsumen dan mendorong kompetisi. "Penyedia broadband akan mendapatkan insentif yang bisa digunakan untuk membangun jaringan, terutama di area yang belum ditangani dengan baik," katanya. 

Sejumlah pihak bersiap menyediakan gugatan. Jaksa Agung bagian New York Eric T. Schneiderman dari kubu Partai Demokrat, pengusung Obama, mengatakan, dia dan beberapa jaksa akan memasukkan gugatan untuk menyetop perubahan oleh FCC.

The Internet Association, yang merepresentasikan firma raksasa seperti Google dand Facebook juga mengaku mempertimbangkan langkah hukum.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×