kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PDB India melesat berkat konsumsi


Selasa, 27 Februari 2018 / 06:24 WIB
PDB India melesat berkat konsumsi
ILUSTRASI. Uang rupee India


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Perekonomian India tumbuh dalam laju tercepat periode Oktober-Desember tahun lalu. Peningkatan ini, menurut jajak pendapat Reuters, terjadi karena belanja konsumen, geliat bisnis, dan pemerintah meningkat.

Hal ini menunjukkan efek pembatasan mata uang pecahan tinggi pada November 2016 dan pajak barang dan jasa yang diberlakukan pada Juli 2017 sudah memudar. Menurut jajak pendapat pada lebih dari 35 ekonom dan dilakukan selama sepekan terakhir, produk domestik (PDB) bruto India tumbuh 6,9% pada periode Oktober-Desember dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Didukung konsumsi

Jika data yang akan dirilis pemerintah pada 28 Februari sesuai dengan perkiraan, periode kuartal itu akan menjadi tingkat pertumbuhan terbaik India di 2017. Pada Juli-September, ekonomi India tumbuh 6,3% secara tahunan.

Angka itu tumbuh lebih cepat setelah lima kuartal berturut-turut sebelumnya melambat. "Pada kuartal terakhir, belanja pemerintah sangat kuat didukung oleh konsumsi masyarakat yang meningkat. Itu tampak dari peningkatan penjualan otomotif," kata Abhishek Upadhyay, Ekonom ICICI Securities PD. Indikator lain, pasokan semen untuk proyek konstruksi dan real estat yang juga meningkat.

Namun, pertumbuhan ekonomi India itu masih jauh dari rekor pertumbuhan ekonomi sebelum krisis keuangan yang mencapai dua digit.

Yang membebani ekonomi India tahun lalu adalah ekspor yang menurut lantaran rupee menguat 6,5% terhadap dollar AS. Tahun ini, nilai tukar rupee diperkirakan turun 1%. Jajak pendapat Reuters memperkirakan, rupee tidak melemah signifikan.

Para ekonom juga prihatin dengan peningkatan aset non-performing bank pemerintah. Para ekonom mengatakan, jika tidak ditangani, hal itu akan merugikan aktivitas ekonomi India.

Kekhawatiran bertambah saat bank BUMN terbesar kedua di India, Bank Nasional Punjab, bulan ini mengungkapkan ada kecurangan pinjaman terbesar dalam sejarah perbankan India.

Jajak pendapat tersebut juga memperkirakan gross value added (GVA) India meningkat 6,6% pada Oktober-Desember 2017, dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 6,1%. Hal ini sedikit melegakan Bank Sentral India lantaran dapat menyeimbangkan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×