kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sekjen PBB: Israel Tidak Berniat Membuka Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza


Jumat, 19 April 2024 / 09:25 WIB
Sekjen PBB: Israel Tidak Berniat Membuka Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
ILUSTRASI. Truk bantuan tiba di fasilitas penyimpanan PBB ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Jalur Gaza tengah 21 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyayangkan lemahnya komitmen Israel untuk meningkatkan akses bantuan di Jalur Gaza. Guterres bahkan mengatakan bahwa komitmen tersebut hampir tidak terlihat.

"Meskipun pihak berwenang Israel telah mengizinkan lebih banyak konvoi bantuan, izin tersebut sering kali diberikan ketika sudah terlambat untuk melakukan pengiriman dan kembali dengan selamat. Jadi dampaknya terbatas, dan terkadang nihil," kata Guterres di hadapan Dewan Keamanan PBB hari Kamis (18/4), dikutip Reuters.

PBB telah lama mengeluhkan besarnya hambatan dalam mendapatkan bantuan dan mengirimkannya ke Gaza yang dilanda perang sejak Oktober 2023. 

Saat ini penduduk Gaza, yang jumlahnya sekitar 2,3 juta orang, hidup di bawah ancaman bencana kelaparan dan tinggal dalam kondisi tidak aman.

Baca Juga: UNRWA: Bencana Kelaparan di Gaza adalah Ciptaan Manusia

"Untuk mencegah kelaparan yang akan segera terjadi, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah, kita memerlukan lompatan besar dalam bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza. Makanan itu penting, begitu pula air bersih, sanitasi, dan layanan kesehatan," kata Guterres.

Pada kesempatan yang sama, Guterres melaporkan bahwa tiga rombongan bantuan Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) telah diizinkan menggunakan penyeberangan Erez pada 14, 15, dan 16 April. Rombongan itu total berisi 25 truk.

Sekjen PBB juga mengakui bahwa jam operasional penyeberangan Kerem Shalom dan Nitzana telah diperluas oleh Israel, namun masalah keamanan membuat jam kerjanya tidak bisa diperpanjang.

Israel baru-baru ini memang membuka kembali penyeberangan Erez ke Gaza utara dan mengizinkan pelabuhan Ashdod di Israel selatan untuk digunakan secara sementara.

Baca Juga: AS Gunakan Hak Veto Menolak, Negara Palestina Gagal Menjadi Anggota Penuh PBB

Langkah ini dilakukan setelah Israel menerima tekanan langsung dari Presiden AS, Joe Biden. 

Biden berpesan kepada sejawatnya di Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa dukungan AS terhadap Israel bisa saja dihentikan jika negara tersebut tidak mengambil tindakan terkait penyaluran bantuan kemanusiaan.

Departemen Luar Negeri AS pada hari Kamis mengatakan, ada beberapa kemajuan dalam upaya menyalurkan bantuan ke Gaza. Namun, mereka juga mengakui bahwa keadaan di Gaza masih sangat buruk dan perlu dilakukan tindakan lebih lanjut.

Setelah enam bulan perang berlangsung, Israel telah membunuh hampir 34.000 orang Palestina di Gaza. 

Selanjutnya: Sakit Kardiovaskular Picu 33% Kematian, Begini Cara Mencegah!

Menarik Dibaca: Kenali Paracetamol, Manfaat, Dosis, serta Efek Samping




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×