Sumber: AP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
ANKARA. Seorang pengacara untuk pemerintah Turki, Robert Amsterdam, mengatakan bahwa ada sejumlah indikasi keterlibatan langsung upaya kudeta militer oleh Fethullah Gulen, imam Muslim yang saat ini tinggal di Pennsylvania.
Amsterdam mengatakan, pihaknya sudah berupaya berulangkali mengingatkan pemerintah AS atas ancaman dari Gulen dan pergerakannya.
Menurut sumber intelijen Turki, tambahnya, "Ada sejumlah sinyal bahwa Gulen berkerjasama dengan sejumlah pimpinan militer untuk melawan pemerintahan terpilih."
Kendati demikian, presiden dari Alliance for Shared Values -yang mempromosikan ide-ide Gulen- membantah tuduhan tersebut. Y Alp Aslandogan kepada AP menyatakan, "Kami membantah tuduhan tersebut dan melihat pernyataan yang ada sangat tidak bertanggungjawab." Sebelumnya, aliansi tersebut mengecam aksi kudeta militer yang terjadi di Turki.
Lalu siapa Fethullah Gulen?
Terlatih menjadi imam, Fethullah Gulen dikenal oleh warga Turki sejak 50 tahun lalu. Dia mempromosikan filosofi yang mencampurkan bentuk mistik Islam dengan advokasi demokrasi, pendidikan, pengetahuan, dan dialog antar agama.
Pendukungnya tersebar di 1.000 sekolah di lebih dari 100 negara, termasuk 150 sekolah yang dibangun dari pembayar pajak di AS. Di Turki, mereka juga menjalankan universitas, rumah sakit, yayasan amal, bank, dan kerajaan media besar yang mengelola surat kabar, radio, dan stasiun televisi.
Presiden Turki Recip Tayyip Erdogan sudah lama menuduh Gulen mengatur kudeta pemerintahan sekuler dari tempat tinggalnya seluas 26 hektare di Gunung Pocono, Pennsylvania. Gulen jarang terlihat di publik dan tidak menghadiri persidangan setidaknya tiga kali.
Mengapa AS tidak mendeportasi Gulen?
Pemerintah AS tidak memberikan banyak petunjuk untuk mengirimkan Gulen kembali ke Turki. Departemen Kehakiman AS menolak berkomentar mengenai kasus Gulen. Dalam sebuah wawancara dengan AP di awal tahun ini, Aslandogan dari Alliance for Shared Values, bilang: "Gulen mengatakan bahwa AS memiliki tradisi sejak lama mengenai demokrasi dan penegakan hukum. Mereka akan melihat ini merupakan tuduhan yang berorientasi politik, AS tidak akan membiarkan Erdogan untuk menyebarkan ambisinya ke AS."