kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.560.000   25.000   1,63%
  • USD/IDR 15.710   69,00   0,44%
  • IDX 7.570   -36,75   -0,48%
  • KOMPAS100 1.172   -5,88   -0,50%
  • LQ45 925   -5,44   -0,58%
  • ISSI 231   -0,63   -0,27%
  • IDX30 476   -2,32   -0,48%
  • IDXHIDIV20 569   -2,92   -0,51%
  • IDX80 133   -0,55   -0,41%
  • IDXV30 140   0,11   0,08%
  • IDXQ30 158   -0,65   -0,41%

5 Hal yang Bisa Membuat Kelas Menengah Jatuh Miskin dalam 5 Tahun ke Depan


Rabu, 30 Oktober 2024 / 03:07 WIB
5 Hal yang Bisa Membuat Kelas Menengah Jatuh Miskin dalam 5 Tahun ke Depan
ILUSTRASI. Ada 5 hal yang bisa membuat kelompok kelas menengah jatuh miskin dalam 5 tahun ke depan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/21/10/2024


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kelas menengah di sejumlah negara menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam mempertahankan status ekonominya. Tak terkecuali kelas menengah di Indonesia. 

Perubahan ekonomi terbaru, kemajuan teknologi, dan ketidakpastian global telah menciptakan badai sempurna yang mengancam stabilitas finansial jutaan orang.

Artikel ini membahas kelas menengah di Amerika. Namun, bisa dijadikan pandangan untuk situasi yang terjadi di Indonesia.

Berikut adalah 5 hal yang bisa membuat kelompok kelas menengah jatuh miskin dalam 5 tahun ke depan seperti yang dirangkum dari New Trader U:

1. Revolusi AI: Otomatisasi Dapat Menghilangkan Lapangan Pekerjaan

Menurut penelitian terbaru McKinsey, tergantung pada kecepatan adopsi, antara 75 juta dan 375 juta pekerja di seluruh dunia mungkin perlu beralih kategori pekerjaan pada tahun 2030 akibat otomatisasi dan kecerdasan buatan.

Perubahan teknologi ini menjadi ancaman khusus bagi profesional kelas menengah yang sebelumnya berpikir pekerjaan mereka aman. 

Kuncinya adalah fokus pada keterampilan yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh AI—pemecahan masalah kreatif, kecerdasan emosional, dan pengambilan keputusan kompleks. 

Pengembangan profesional tidak boleh menunggu: daftarlah dalam kursus yang berfokus pada implementasi AI, seperti rekayasa prompt, analisis data, atau keterampilan berbasis manusia yang melengkapi sistem otomatis.

Baca Juga: 9 Aturan Warren Buffett yang Bisa Bantu Kelas Menengah Naik ke Kelas Atas

2. Inflasi Menurunkan Daya Beli

Kesenjangan antara pertumbuhan gaji dan inflasi telah menjadi perhatian kritis bagi keluarga kelas menengah. 

Pertumbuhan upah yang stagnan dibandingkan inflasi dapat mengurangi daya beli keluarga, memaksa mereka untuk berhemat dan mencari sumber pendapatan tambahan.

Masalah bagi kelas menengah adalah meskipun tingkat inflasi telah melambat, harga tidak kembali turun. Tingginya biaya bahan makanan dan meningkatnya sewa menyebabkan utang kartu kredit mencapai rekor dan menghabiskan tabungan dengan cepat. Ini mengakibatkan orang-orang perlu pindah ke area dengan sewa yang lebih rendah dan lebih berhemat dalam pembelian makanan, yang mendorong mereka ke dalam kemiskinan.

Menciptakan aliran pendapatan tambahan melalui usaha sampingan, pekerjaan lepas, atau investasi pendapatan pasif telah menjadi penting untuk mempertahankan status kelas menengah.

Baca Juga: 4 Tanda Utama Seseorang Termasuk dalam Warga Kelas Bawah Tanpa Menyadarinya
 




TERBARU
Kontan Academy
Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting [Intensive Workshop] Financial Statement Analysis

[X]
×