Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Kelas menengah di sejumlah negara menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam mempertahankan status ekonominya. Tak terkecuali kelas menengah di Indonesia.
Perubahan ekonomi terbaru, kemajuan teknologi, dan ketidakpastian global telah menciptakan badai sempurna yang mengancam stabilitas finansial jutaan orang.
Artikel ini membahas kelas menengah di Amerika. Namun, bisa dijadikan pandangan untuk situasi yang terjadi di Indonesia.
Berikut adalah 5 hal yang bisa membuat kelompok kelas menengah jatuh miskin dalam 5 tahun ke depan seperti yang dirangkum dari New Trader U:
1. Revolusi AI: Otomatisasi Dapat Menghilangkan Lapangan Pekerjaan
Menurut penelitian terbaru McKinsey, tergantung pada kecepatan adopsi, antara 75 juta dan 375 juta pekerja di seluruh dunia mungkin perlu beralih kategori pekerjaan pada tahun 2030 akibat otomatisasi dan kecerdasan buatan.
Perubahan teknologi ini menjadi ancaman khusus bagi profesional kelas menengah yang sebelumnya berpikir pekerjaan mereka aman.
Kuncinya adalah fokus pada keterampilan yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh AI—pemecahan masalah kreatif, kecerdasan emosional, dan pengambilan keputusan kompleks.
Pengembangan profesional tidak boleh menunggu: daftarlah dalam kursus yang berfokus pada implementasi AI, seperti rekayasa prompt, analisis data, atau keterampilan berbasis manusia yang melengkapi sistem otomatis.
Baca Juga: 9 Aturan Warren Buffett yang Bisa Bantu Kelas Menengah Naik ke Kelas Atas
2. Inflasi Menurunkan Daya Beli
Kesenjangan antara pertumbuhan gaji dan inflasi telah menjadi perhatian kritis bagi keluarga kelas menengah.
Pertumbuhan upah yang stagnan dibandingkan inflasi dapat mengurangi daya beli keluarga, memaksa mereka untuk berhemat dan mencari sumber pendapatan tambahan.
Masalah bagi kelas menengah adalah meskipun tingkat inflasi telah melambat, harga tidak kembali turun. Tingginya biaya bahan makanan dan meningkatnya sewa menyebabkan utang kartu kredit mencapai rekor dan menghabiskan tabungan dengan cepat. Ini mengakibatkan orang-orang perlu pindah ke area dengan sewa yang lebih rendah dan lebih berhemat dalam pembelian makanan, yang mendorong mereka ke dalam kemiskinan.
Menciptakan aliran pendapatan tambahan melalui usaha sampingan, pekerjaan lepas, atau investasi pendapatan pasif telah menjadi penting untuk mempertahankan status kelas menengah.
Baca Juga: 4 Tanda Utama Seseorang Termasuk dalam Warga Kelas Bawah Tanpa Menyadarinya
3. Krisis Perumahan
Kenaikan harga rumah dan suku bunga hipotek mengancam kemampuan kelas menengah untuk memiliki rumah, mendorong mereka ke pasar sewa yang lebih mahal.
Keluarga kelas menengah semakin menjelajahi opsi alternatif, seperti pindah ke pasar yang lebih kecil atau mempertimbangkan pengaturan perumahan multi-generasi.
Meningkatnya biaya rumah, suku bunga yang lebih tinggi, dan asuransi rumah yang lebih mahal sedang mendorong keluarga kelas menengah turun ke tingkat sosial-ekonomi yang lebih rendah.
4. Utang yang Menumpuk
Tingginya utang, terutama utang kartu kredit dan pinjaman lainnya, ditambah dengan tabungan yang minim, dapat menyebabkan krisis keuangan jika terjadi keadaan darurat.
Kombinasi antara utang tinggi dan tabungan rendah menciptakan badai sempurna. Satu keadaan darurat medis atau kehilangan pekerjaan dapat memicu dampak finansial yang besar.
Membangun dana darurat yang menutupi enam bulan biaya harus menjadi prioritas, bahkan jika itu berarti mengurangi kontribusi pensiun atau pengeluaran gaya hidup untuk sementara.
Baca Juga: 10 Pertanda Seseorang Tak Bisa Keluar dari Kelas Menengah Tanpa Menyadarinya
5. Kekacauan Pasar
Gangguan ekonomi, seperti krisis rantai pasokan dan konflik geopolitik, dapat memicu kehilangan pekerjaan dan mengurangi stabilitas finansial.
Industri yang sebelumnya dianggap stabil, seperti perhotelan dan transportasi, mengalami PHK yang luas dan penutupan bisnis.
Solusinya terletak pada diversifikasi—tidak hanya investasi, tetapi juga sumber pendapatan dan keterampilan. Keluarga kelas menengah perlu memiliki beberapa rencana cadangan keuangan. Ini termasuk mempertahankan keterampilan yang dapat dipasarkan di sektor yang berbeda, membangun portofolio investasi yang beragam, dan menciptakan beberapa aliran pendapatan.