Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Warren Buffett, sang "Oracle of Omaha", telah membangun salah satu kekayaan terbesar dalam sejarah melalui investasi yang disiplin dan alokasi modal yang sabar.
Filosofinya dalam membangun kekayaan berpusat pada pembelian aset berkualitas dengan harga wajar dan menyimpannya dalam jangka panjang.
Alih-alih mengejar tren pasar atau strategi yang rumit, Buffett menganjurkan pendekatan sederhana dan teruji waktu yang dapat diterapkan siapa pun.
Rekomendasinya berfokus pada pembelian aset yang menghasilkan imbal hasil yang konsisten, menghindari spekulasi, dan mempertahankan perspektif jangka panjang.
Dilansir dari New Trader U, berikut lima hal yang harus dibeli untuk menjadi lebih kaya, menurut Warren Buffett:
1. Beli Reksa Dana Indeks S&P 500 untuk Pertumbuhan Jangka Panjang
Buffett secara konsisten merekomendasikan reksa dana indeks sebagai instrumen investasi terbaik bagi investor rata-rata.
Dalam suratnya kepada para pemegang saham Berkshire Hathaway pada tahun 2013, beliau memberikan panduan khusus: "Simpan 10% dana tunai dalam obligasi pemerintah jangka pendek dan 90% dalam reksa dana indeks S&P 500 yang berbiaya sangat rendah."
Rekomendasi ini mencerminkan keyakinannya bahwa eksposur pasar yang luas melalui reksa dana berbiaya rendah memberikan imbal hasil yang lebih unggul dibandingkan dengan manajemen aktif.
Baca Juga: Jensen Huang Nyaris Salip Kekayaan Warren Buffett, Tembus Rp 2.300 Triliun
Kekuatan strategi ini terletak pada kesederhanaan dan efektivitasnya. Buffett menjelaskan pada pertemuan tahunan Berkshire Hathaway tahun 2004 bahwa investor yang melakukan rata-rata biaya dolar ke reksa dana indeks berbiaya sangat rendah selama sepuluh tahun akan mendapatkan hasil yang lebih baik daripada 90% orang yang mulai berinvestasi pada saat yang sama.
Pendekatan ini menghilangkan kesulitan dalam menentukan waktu pasar dan memilih saham individual sekaligus menangkap pertumbuhan keseluruhan bisnis Amerika.
Buffett telah menginstruksikan wali amanatnya untuk menginvestasikan 90% warisan istrinya dalam reksa dana indeks S&P 500, menunjukkan keyakinannya pada strategi ini.
2. Beli Perusahaan Unggulan dengan Harga Wajar
Filosofi investasi Buffett berevolusi dari mencari saham murah menjadi berfokus pada bisnis berkualitas. Pepatahnya yang terkenal menyatakan: "Jauh lebih baik membeli perusahaan unggulan dengan harga wajar daripada perusahaan wajar dengan harga luar biasa."
Prinsip ini mencerminkan perubahan mendasar dalam pendekatannya, yang dipengaruhi oleh penekanan Charlie Munger pada kualitas bisnis, alih-alih pertimbangan harga semata.
Dalam pandangan Buffett, perusahaan unggulan memiliki beberapa karakteristik utama: pertumbuhan laba yang konsisten, imbal hasil ekuitas yang tinggi, tingkat utang yang terkendali, dan keunggulan kompetitif yang tahan lama.
Keunggulan kompetitif ini, yang disebut Buffett sebagai "parit ekonomi", melindungi perusahaan dari pesaing dan memungkinkan mereka mempertahankan kekuatan harga dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Warren Buffett: 6 Nasehat Keuangan untuk Kelas Menengah
Konsep membayar harga yang wajar untuk perusahaan-perusahaan yang luar biasa mencerminkan pemahaman Buffett bahwa bisnis-bisnis yang unggul akan melipatgandakan kekayaan seiring waktu.
Meskipun berburu saham murah mungkin menghasilkan keuntungan jangka pendek, memiliki saham-saham dari perusahaan-perusahaan yang luar biasa menciptakan kekayaan jangka panjang melalui pertumbuhan dan profitabilitas yang berkelanjutan.
Pendekatan ini membutuhkan kesabaran tetapi menghasilkan hasil yang lebih unggul daripada perdagangan acak atau perjudian spekulasi yang sering dilakukan.
3. Beli Saham Saat Orang Lain Khawatir dan Pasar Sedang Turun
Pendekatan Buffett yang kontra terhadap pengaturan waktu pasar tercermin dalam prinsipnya yang terkenal: "Takutlah ketika orang lain serakah, dan serakahlah ketika orang lain takut."
Filosofi ini ditampilkan secara mencolok selama krisis keuangan 2008 ketika ia menulis opini untuk The New York Times berjudul "Beli Saham Amerika. Saya Siap," yang mendorong investor untuk membeli saham selama krisis pasar.
Strategi ini membutuhkan disiplin emosional dan bertentangan dengan naluri alami manusia. Ketika pasar menurun dan ketakutan mendominasi berita utama, sebagian besar investor menjual saham mereka atau menghindari pembelian baru.
Buffett melihat periode-periode ini sebagai peluang untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan berkualitas dengan harga diskon. Pendekatannya berasumsi bahwa pesimisme pasar sementara sering kali menciptakan inefisiensi harga yang menguntungkan investor yang sabar.
Investasi ini terbukti sangat menguntungkan karena pasar pulih dan perusahaan-perusahaan ini kembali meraih profitabilitas.
Baca Juga: 10 Cara Warren Buffett Menjaga Kekayaannya Agar Tidak Bangkrut
Kunci dari strategi ini adalah membedakan antara volatilitas pasar sementara dan kemerosotan fundamental bisnis. Buffett berfokus pada perusahaan-perusahaan dengan posisi kompetitif yang kuat dan neraca yang solid yang mampu menghadapi badai ekonomi.
Ia mempertahankan cadangan kas yang signifikan di Berkshire Hathaway khususnya untuk memanfaatkan peluang tersebut ketika muncul.
4. Beli Buku dan Pendidikan untuk Berinvestasi pada Diri Sendiri
Buffett sering menyatakan, "Investasi terbaik yang dapat Anda lakukan adalah pada diri sendiri."
Filosofi ini mencerminkan keyakinannya bahwa pengetahuan dan keterampilan akan berkembang seiring waktu, mirip dengan investasi keuangan, tetapi dengan potensi keuntungan yang lebih besar.
Tidak seperti aset keuangan, pengetahuan tidak dapat dikenai pajak, digelembungkan, atau dicuri, menjadikannya mungkin investasi yang paling aman.
Kebiasaan membaca Buffett yang legendaris mencerminkan prinsip ini. Ia menghabiskan sebagian besar harinya membaca laporan keuangan, surat kabar, dan buku, terus-menerus memperluas basis pengetahuannya.
Pembelajaran berkelanjutan ini telah memungkinkannya untuk membuat keputusan investasi yang tepat di berbagai industri dan siklus ekonomi.
Baca Juga: 8 Tips Investasi Warren Buffett untuk Bangun Kekayaan Jangka Panjang
Buku-buku tertentu telah secara signifikan membentuk filosofi investasi Buffett. Buku "The Intelligent Investor" karya Benjamin Graham memperkenalkannya pada prinsip-prinsip investasi nilai.
Sementara buku "Security Analysis" menyediakan kerangka kerja analitis untuk mengevaluasi bisnis. Buku "Common Stocks and Uncommon Profits" karya Philip Fisher memengaruhi fokusnya pada perusahaan-perusahaan berkualitas dengan potensi pertumbuhan.
5. Beli Saham dalam Lingkaran Kompetensi Anda
Buffett menekankan investasi hanya pada bisnis yang Anda pahami, dengan menyatakan bahwa "risiko berasal dari ketidaktahuan tentang apa yang Anda lakukan."
Prinsip ini, yang dikenal sebagai tetap berada dalam "lingkaran kompetensi" Anda, membantu investor menghindari kesalahan yang merugikan dan berfokus pada area di mana mereka dapat membuat keputusan yang tepat.
Konsep lingkaran kompetensi mengakui bahwa tidak ada investor yang dapat memahami setiap industri atau model bisnis.
Alih-alih mencoba menganalisis segalanya, investor yang sukses berfokus pada area di mana mereka memiliki pengetahuan, pengalaman, atau bakat alami.
Tonton: Warren Buffett Mundur dari Berkshire Hathaway, Greg Abel Siap Jadi Nahkoda Baru
Pendekatan terfokus ini biasanya menghasilkan hasil yang lebih baik daripada menyebarkan upaya ke area bisnis yang tidak dikenal.