Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
3. Beli Saham Saat Orang Lain Khawatir dan Pasar Sedang Turun
Pendekatan Buffett yang kontra terhadap pengaturan waktu pasar tercermin dalam prinsipnya yang terkenal: "Takutlah ketika orang lain serakah, dan serakahlah ketika orang lain takut."
Filosofi ini ditampilkan secara mencolok selama krisis keuangan 2008 ketika ia menulis opini untuk The New York Times berjudul "Beli Saham Amerika. Saya Siap," yang mendorong investor untuk membeli saham selama krisis pasar.
Strategi ini membutuhkan disiplin emosional dan bertentangan dengan naluri alami manusia. Ketika pasar menurun dan ketakutan mendominasi berita utama, sebagian besar investor menjual saham mereka atau menghindari pembelian baru.
Buffett melihat periode-periode ini sebagai peluang untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan berkualitas dengan harga diskon. Pendekatannya berasumsi bahwa pesimisme pasar sementara sering kali menciptakan inefisiensi harga yang menguntungkan investor yang sabar.
Investasi ini terbukti sangat menguntungkan karena pasar pulih dan perusahaan-perusahaan ini kembali meraih profitabilitas.
Baca Juga: 10 Cara Warren Buffett Menjaga Kekayaannya Agar Tidak Bangkrut
Kunci dari strategi ini adalah membedakan antara volatilitas pasar sementara dan kemerosotan fundamental bisnis. Buffett berfokus pada perusahaan-perusahaan dengan posisi kompetitif yang kuat dan neraca yang solid yang mampu menghadapi badai ekonomi.
Ia mempertahankan cadangan kas yang signifikan di Berkshire Hathaway khususnya untuk memanfaatkan peluang tersebut ketika muncul.
4. Beli Buku dan Pendidikan untuk Berinvestasi pada Diri Sendiri
Buffett sering menyatakan, "Investasi terbaik yang dapat Anda lakukan adalah pada diri sendiri."
Filosofi ini mencerminkan keyakinannya bahwa pengetahuan dan keterampilan akan berkembang seiring waktu, mirip dengan investasi keuangan, tetapi dengan potensi keuntungan yang lebih besar.
Tidak seperti aset keuangan, pengetahuan tidak dapat dikenai pajak, digelembungkan, atau dicuri, menjadikannya mungkin investasi yang paling aman.
Kebiasaan membaca Buffett yang legendaris mencerminkan prinsip ini. Ia menghabiskan sebagian besar harinya membaca laporan keuangan, surat kabar, dan buku, terus-menerus memperluas basis pengetahuannya.
Pembelajaran berkelanjutan ini telah memungkinkannya untuk membuat keputusan investasi yang tepat di berbagai industri dan siklus ekonomi.
Baca Juga: 8 Tips Investasi Warren Buffett untuk Bangun Kekayaan Jangka Panjang
Buku-buku tertentu telah secara signifikan membentuk filosofi investasi Buffett. Buku "The Intelligent Investor" karya Benjamin Graham memperkenalkannya pada prinsip-prinsip investasi nilai.
Sementara buku "Security Analysis" menyediakan kerangka kerja analitis untuk mengevaluasi bisnis. Buku "Common Stocks and Uncommon Profits" karya Philip Fisher memengaruhi fokusnya pada perusahaan-perusahaan berkualitas dengan potensi pertumbuhan.