Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Perdana Menteri Australia Scott Morrison meluncurkan aplikasi COVIDsafe pada April 2020. Namun Komisaris Polisi Australia Selatan sekaligus ketua penanganan virus corona di negara bagian tersebut, Grant Stevens, pada Rabu (4/11/2020) mengatakan, aplikasi COVIDSafe tidak memiliki "keuntungan material" bagi otoritas kesehatan.
Stevens mengatakan, tidak ada satu kasus pun di Australia Selatan yang teridentifikasi lewat COVIDSafe. Diketahui, aplikasi itu menggunakan Bluetooth untuk melacak kontak dekat pengguna jika mereka tertular Covid-19.
"Kami belum sempat menggunakannya. Saya belum pernah mendengar kasus spesifik di mana COVIDSafe menghasilkan keuntungan material bagi orang-orang yang mencoba melacak kontak. Kami mengandalkan metodologi tradisional," ujarnya dikutip dari Xinhua.
Baca Juga: Duh, Indonesia masuk 6 besar negara dengan kasus COVID-19 mingguan tertinggi di dunia
4. Travel bubble dengan negara-negara yang sukses tangani Covid-19
Langkah pertama Singapura hidup berdampingan dengan Covid-19 adalah meluncurkan travel bubble dengan sejumlah negara yang berhasil mengendalikan Covid-19, seperti Hong Kong, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.
Pekerja asing seperti asisten rumah tangga dan buruh konstruksi diharapkan dapat kembali masuk ke Singapura. Singapura melakukannya, karena sektor-sektor ekonomi yang sangat bergantung dengan pekerja asing saat ini kewalahan akibat kekurangan tenaga kerja.
5. Rumah sakit fokus tangani pasien Covid-19 parah
Warga Singapura yang kelak terpapar Covid-19 dengan gejala ringan tidak perlu lagi dirawat inap di rumah sakit. “Ke depannya, jika terinfeksi Covid-19, dokter akan memberikan surat sakit, pasien kemudian menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing, beristirahat secukupnya, dan mengetes dirinya secara rutin hingga negatif Covid-19," kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung dalam wawancara eksklusif dengan The Straits Times, Kamis (1/7/2021).
"Setelah itu pasien dapat kembali ke luar rumah,” lanjutnya Sementara itu warga yang berpotensi terekspos virus corona, misal berada di tempat umum yang sama dengan penderita, akan menerima SMS dari Kementerian Kesehatan Singapura untuk mengetes dirinya dengan alat yang dapat dibeli di apotek.