Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
3. Cabut steker "pabrik dunia"
Mengingat bisnis-bisnis di Taiwan para pekerjanya banyak orang China, penghentian mendadak semua pabrik sebelum invasi dan putusnya pengiriman uang akan menyebabkan gangguan ekonomi yang signifikan. Situasi itu diyakini dapat menimbulkan perselisihan dan kepanikan di antara penduduk sipil "Negeri Panda".
Baca juga: India stop impor 101 jenis senjata dan peralatan militer, ada apa?
4. Mata-mata Taiwan
Hal lain yang bisa saja luput dari para propagandis China dan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) adalah kemungkinan bahwa mata-mata Taiwan dapat melakukan pembunuhan para pemimpin politik dan militer, serta sabotase jaringan dan listrik China selatan.
5. Rudal
Taiwan juga terus memperkuat pertahanannya, dengan memiliki rudal jarak jauh seperti Hsiung Feng IIE. Jarak tempuhnya antara 1.000-1.500 km, membuatnya mampu mencapai Hong Kong, Shanghai, dan provinsi seperti Fujuan, Guangdong, dan Zhejiang. Rudal-rudal ini bisa sangat berguna untuk menghujani area-area di mana PLA coba mengerahkan pasukannya, dan begitu mereka berangkat ke laut.
Taiwan juga memiliki sistem anti-rudal balistik seperti Tien Kung III buatan dalam negeri, yang dapat menghabisi rudal serta pesawat yang masuk. Armada kapal China tidak hanya akan berhadapan dengan rudal ini, tapi juga rudal dari jet tempur Taiwan, yang dapat berlindung di jaringan bunker Taiwan.
Bunker itu dibangun jauh di dalam pegunungan Taiwan dan dapat menggunakan jalan raya sebagai landasan pendaratan. Easton juga mengungkap adanya "dinding api" yang dapat digunakan untuk mengancam kapal perang China, dengan membakar jaringan pipa minyak bawah tanah.
6. Umpan
Angkatan Udara China diprediksi akan sulit bergerak, karena umpan yang tak terhitung jumlahnya akan dikerahkan di seluruh negara pegunungan itu, untuk membingungkan penargetan mereka. Artikel itu mengutip tingkat keberhasilan yang rendah dalam menargetkan peluncur rudal dari koalisi pimpinan AS selama Perang Teluk 1990-1991, dan rentetan pengeboman 78 hari oleh NATO terhadap peluncur rudal Serbia.
7. Peperangan asimetris
Artikel tersebut juga menjabarkan bagaimana peperangan bisa dilakukan secara asimetris. Contohnya saat China menggunakan senjata berbiaya rendah di "penghancur kapal induk" Dong-Feng 21D, untuk mengusir kapal induk AS.
Begitu pun dengan pasukan Taiwan dapat menggunakan supersonik Hisung Feng IIE untuk memberi ancaman serius ke kapal induk China Liaonning. Untuk memperkuat kemampuan tempur asimetrisnya, pendanaan untuk pertahanan Taiwan ditingkatkan untuk membangun armada drone baru, termasuk drone Tengyun yang dapat menembakkan rudal AGM-114 Hellfire buatan AS.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengintip Kekuatan Tersembunyi Militer Taiwan: Jebakan di Pantai dan Dinding Api",
Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara