kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

800 Keluarga Terserang Penyakit Usus, Korea Utara Tak Merespons Bantuan Korea Selatan


Senin, 20 Juni 2022 / 06:02 WIB
800 Keluarga Terserang Penyakit Usus, Korea Utara Tak Merespons Bantuan Korea Selatan
ILUSTRASI. Korea Utara saat ini tengah dilanda epidemi usus yang menyerang ratusan keluarga. KCNA via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara dilanda epidemi usus yang menyerang ratusan keluarga. Terkait hal ini, Korea Utara telah mengirim kru medis dan penyelidik epidemiologis ke sebuah provinsi yang tengah berjibaku melawan wabah penyakit usus.

Melansir Reuters yang mengutip media pemerintah KCNA pada Minggu (19/6/2022), setidaknya 800 keluarga yang menderita apa yang disebut Korea Utara sebagai "epidemi enterik akut" telah menerima bantuan di Provinsi Hwanghae Selatan sejauh ini.

Enterik mengacu pada saluran pencernaan dan pejabat Korea Selatan mengatakan itu mungkin kolera atau tipus.

Wabah baru, yang pertama kali dilaporkan pada hari Kamis, semakin membebani negara yang terisolasi itu karena memerangi kekurangan makanan kronis dan gelombang infeksi Covid-19.

Pada hari Minggu kantor berita negara KCNA merinci upaya pencegahan, termasuk karantina, penyaringan intensif untuk semua penduduk, dan perlakuan khusus serta pemantauan orang-orang yang rentan seperti anak-anak dan orang tua.

Baca Juga: Korea Utara Kerahkan Tim Medis Nasional untuk Memerangi Wabah Penyakit Usus

Menurut KCNA, Tim Diagnosis dan Perawatan Cepat nasional bekerja dengan pejabat kesehatan setempat, dan langkah-langkah diambil untuk memastikan bahwa hasil pertanian tidak terganggu di area pertanian utama.

Pemerintah Korea Utara juga tengah melakukan desinfeksi, untuk memastikan keamanan air minum dan air rumah tangga bagi masyarakat, kata laporan itu.

Sebelumnya diberitakan, wabah infeksi usus yang dilaporkan terjadi ketika Korea Utara menangani wabah pertama infeksi Covid-19. Korea Utara menyatakan keadaan darurat pada bulan lalu, di tengah kekhawatiran tentang kurangnya vaksin dan pasokan medis.

Badan mata-mata Korea Selatan sebelumnya mengatakan kepada anggota parlemen bahwa penyakit yang ditularkan melalui air, seperti tipus, sudah menyebar luas di Korea Utara sebelum mengumumkan wabah virus corona.

Baca Juga: Wabah Epidemi Usus Akut Melanda Korea Utara, Ini yang Dilakukan Kim Jong Un

"Penyakit usus seperti tifus dan shigellosis bukanlah hal baru di Korea Utara, tetapi yang meresahkan adalah penyakit itu datang pada saat negara tersebut sudah berjuang dari Covid-19," kata profesor Shin Young-jeon di Fakultas Kedokteran Universitas Hanyang di Seoul.

Menurut pejabat lain di kementerian unifikasi, Korea Selatan bersedia bekerja sama dengan Korea Utara untuk mengatasi wabah penyakit, tetapi Pyongyang tetap tidak menanggapi setiap tawaran untuk berdialog, termasuk proposal Seoul sebelumnya untuk menyediakan vaksin Covid. 

Provinsi Hwanghae Selatan, di mana Haeju berada, adalah wilayah pertanian utama Korea Utara, meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan dampak pada kekurangan pangan yang sudah parah di negara itu.

Sementara kemungkinan infeksi menyebar melalui tanaman tampaknya rendah, kuncinya adalah mendisinfeksi sumber pasokan air karena penyakit tersebut kemungkinan besar ditularkan melalui air, kata Eom Joong-sik, ahli penyakit menular di Gachon University Gil Medical Center.




TERBARU

[X]
×