Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - ISTANBUL/ANKARA. Militer Turki menyerang perbatasan Suriah-Irak untuk mencegah pasukan Kurdi menggunakan rute tersebut untuk memperkuat kekuasaannya di timur laut Suriah. Sebelumnya diberitakan Reuters, AS menarik mundur pasukannya dari perbatasan Turki-Suriah secara mengejutkan.
Turki mengatakan, pihaknya siap untuk maju ke wilayah timur laut Suriah sekarang setelah AS mulai menarik pasukan dari perbatasan Turki-Suriah dalam perubahan kebijakan mendadak oleh Presiden AS Donald Trump yang secara luas dikritik di Washington sebagai pengkhianatan terhadap sekutu Amerika, Kurdi.
Ketika pasukan Turki mematangkan rencana, skema pemerintah untuk memindahkan jutaan pengungsi ke wilayah taklukan di timur laut Suriah mengkhawatirkan beberapa sekutu Barat dengan tingkat kecemasan yang sama dengan dilakukannya operasi militer itu sendiri.
Baca Juga: Terkait Suriah, Trump ancam akan menghancurleburkan ekonomi Turki
Bagi Turki, yang memandang para pejuang YPG Kurdi di timur laut Suriah sebagai teroris karena hubungan mereka dengan para militan mengobarkan pemberontakan di Turki, gelombang masuk warga Suriah non-Kurdi akan membantu mereka mengamankan penyangga terhadap ancaman keamanan utamanya.
Hengkangnya militer AS akan membuat posisi Kurdi sangat rentan terhadap serangan Pasukan Bersenjata Turki.
Menurut Juru Bicara Gedung Putih, Presiden Turki Tayyip Erdogan akan mengunjungi Amerika Serikat pada 13 November atas undangan Trump. Pada hari Senin (7/10) lalu, Erdogan mengatakan pasukan AS mulai menarik diri setelah panggilan telepon dengan Trump. Dia juga menambahkan bahwa pembicaraan antara pejabat Turki dan AS mengenai masalah itu akan berlanjut.
Seorang pejabat keamanan Turki mengatakan salah satu tujuan utama penyerangan semalam adalah untuk memutus rute transit antara Irak dan Suriah yang sering digunakan oleh kelompok-kelompok bersenjata Kurdi “sebelum operasi di Suriah”.
Baca Juga: Bursa Asia beringsut diselimuti suasana was-was jelang pertemuan AS-China
Tidak jelas bagaimana dampak serangan tersebut atau apakah ada korban. Rincian terhadap serangan yang merupakan operasi gabungan oleh dinas intelijen dan militer Turki, tidak jelas. Seorang pejabat menggambarkan serangan itu sebagai serangan udara, sementara yang lain mengatakan serangan itu membuat wilayah tersebut tidak dapat digunakan melalui berbagai cara.
Bantahan Trump
Trump sendiri membantah telah meninggalkan pasukan Kurdi, sekutu AS yang paling efektif dalam memerangi Negara Islam di Suriah. Di sisi lain, dia memuji Turki sebagai mitra dagang, setelah sebelumnya mengancam akan "benar-benar menghancurkan" perekonomian Turki jika bertindak "di luar batas" di Suriah.
Di tengah keprihatinan kemanusiaan yang semakin dalam, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mendesak semua pihak di timur laut Suriah untuk melakukan pengekangan maksimum dan melindungi warga sipil.
Baca Juga: Jelang pembicaraan dagang, tensi AS-China malah kembali memanas
Untuk mempertahankan keseimbangan kekuatan kawasan, pasukan pimpinan Kurdi mengatakan mereka mungkin akan memulai pembicaraan dengan pemerintah Suriah dan Rusia untuk mengisi kekosongan keamanan jika terjadi penarikan penuh militer AS.
Suasana mencekam
Di dekat kota perbatasan Turki, Akcakale, di seberang Tel Abyad dari Suriah, seorang saksi Reuters melihat para pekerja menempatkan meriam di di sisi perbatasan Turki, yang menuju ke arah Suriah.
Sekitar 60 km (40 mil) di wilayah barat, beberapa sistem peluncur roket juga dipasang pada dua truk dikerahkan dekat Suruc, di seberang kota perbatasan Suriah, Kobani. Artileri juga ditempatkan di daerah itu, dan banyak tentara tampak berkeliaran di sekitar kamp militer terdekat.
Peringatan Trump untuk menghancurkan perekonomian Turki pada hari Senin tampaknya ditujukan untuk menenangkan kritik yang menuduhnya meninggalkan Kurdi di Suriah. Demokrat mengkritik keputusan penarikan militer AS. Pun demikian dengan sejumlah rekan Trump dari Partai Republik di Kongres, termasuk Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell.
Baca Juga: Kebijakan moneter global melonggar, modal asing diramal mengalir deras di 2020
Trump lantas memodifikasi pernyataannya pada Selasa, yang kemudian memicu kemarahan di Turki, termasuk dari politisi partai oposisi seperti pemimpin Partai Iyi Meral Aksener.
"Mengancam ekonomi Turki merupakan bencana politik. Tanggapan terbaik untuk penghinaan ini adalah pergi ke timur Sungai Efrat dan memecahkan koridor teror," kata Pemimpin Partai Iyo Meral Aksener.
Namun, pada Selasa, Trump kembali menuliskan tweet: "Banyak orang yang lupa bahwa Turki merupakan partner dagang besar AS... Mereka sangat bagus dalam perundingan."