Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Bantahan Trump
Trump sendiri membantah telah meninggalkan pasukan Kurdi, sekutu AS yang paling efektif dalam memerangi Negara Islam di Suriah. Di sisi lain, dia memuji Turki sebagai mitra dagang, setelah sebelumnya mengancam akan "benar-benar menghancurkan" perekonomian Turki jika bertindak "di luar batas" di Suriah.
Di tengah keprihatinan kemanusiaan yang semakin dalam, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mendesak semua pihak di timur laut Suriah untuk melakukan pengekangan maksimum dan melindungi warga sipil.
Baca Juga: Jelang pembicaraan dagang, tensi AS-China malah kembali memanas
Untuk mempertahankan keseimbangan kekuatan kawasan, pasukan pimpinan Kurdi mengatakan mereka mungkin akan memulai pembicaraan dengan pemerintah Suriah dan Rusia untuk mengisi kekosongan keamanan jika terjadi penarikan penuh militer AS.
Suasana mencekam
Di dekat kota perbatasan Turki, Akcakale, di seberang Tel Abyad dari Suriah, seorang saksi Reuters melihat para pekerja menempatkan meriam di di sisi perbatasan Turki, yang menuju ke arah Suriah.
Sekitar 60 km (40 mil) di wilayah barat, beberapa sistem peluncur roket juga dipasang pada dua truk dikerahkan dekat Suruc, di seberang kota perbatasan Suriah, Kobani. Artileri juga ditempatkan di daerah itu, dan banyak tentara tampak berkeliaran di sekitar kamp militer terdekat.
Peringatan Trump untuk menghancurkan perekonomian Turki pada hari Senin tampaknya ditujukan untuk menenangkan kritik yang menuduhnya meninggalkan Kurdi di Suriah. Demokrat mengkritik keputusan penarikan militer AS. Pun demikian dengan sejumlah rekan Trump dari Partai Republik di Kongres, termasuk Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell.
Baca Juga: Kebijakan moneter global melonggar, modal asing diramal mengalir deras di 2020
Trump lantas memodifikasi pernyataannya pada Selasa, yang kemudian memicu kemarahan di Turki, termasuk dari politisi partai oposisi seperti pemimpin Partai Iyi Meral Aksener.
"Mengancam ekonomi Turki merupakan bencana politik. Tanggapan terbaik untuk penghinaan ini adalah pergi ke timur Sungai Efrat dan memecahkan koridor teror," kata Pemimpin Partai Iyo Meral Aksener.
Namun, pada Selasa, Trump kembali menuliskan tweet: "Banyak orang yang lupa bahwa Turki merupakan partner dagang besar AS... Mereka sangat bagus dalam perundingan."