kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ada Pelonggaran Kebijakan, China Siap Hidup Berdampingan dengan Covid-19?


Senin, 05 Desember 2022 / 05:18 WIB
Ada Pelonggaran Kebijakan, China Siap Hidup Berdampingan dengan Covid-19?
ILUSTRASI. Beberapa kota di China semakin melonggarkan kebijakan Covid-19 selama akhir pekan. ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Beberapa kota di China semakin melonggarkan kebijakan Covid-19 selama akhir pekan. Ini termasuk membatalkan pemeriksaan hasil tes di beberapa tempat. Pelonggaran tersebut dinilai sebagai tanda lain bahwa China sedang bersiap untuk bergerak menuju hidup berdampingan dengan virus.

Melansir The Straits Times, kota-kota di China, termasuk Beijing dan Shanghai, pada hari Sabtu mengumumkan penghentian pemeriksaan hasil tes Covid-19 komuter sebelum mereka diizinkan naik transportasi umum.

Shanghai juga mengatakan bahwa area publik di tempat terbuka, termasuk taman, tidak lagi mengharuskan pengunjung untuk menunjukkan hasil tes mereka.

Di ibu kota, penduduk sekarang dapat membeli obat flu dan anti demam di konter tanpa mendaftar. Pemerintah Beijing mencabut aturan yang sudah berlaku selama setahun yang pada dasarnya memaksa siapa pun yang menunjukkan gejala untuk menemui dokter di rumah sakit.

Tidak hanya itu, pejabat lokal juga tampak lebih terbuka untuk mengizinkan beberapa orang yang dites positif dikarantina di rumah, tetapi belum ada pengumuman resmi yang mengonfirmasi kebijakan tersebut.

Saat angkutan umum tidak lagi membutuhkan hasil tes negatif, area seperti pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran masih membutuhkannya. Namun bilik pengujian yang dulu ada di setiap sudut jalan tampaknya telah menghilang.

Baca Juga: Langka Terjadi, Xi Jinping Melunak Soal COVID-19

Hal ini mengakibatkan antrean panjang yang bisa memakan waktu hingga satu jam untuk melakukan pengujian di musim dingin ini.

Pada Minggu (4/12/2022), China melaporkan 31.619 infeksi baru, 27.433 di antaranya tidak menunjukkan gejala.

Dalam beberapa minggu terakhir, tampaknya telah terjadi pergeseran dalam tanggapan pemerintah terhadap Covid-19, di mana pejabat tinggi yang bertanggung jawab tidak menggunakan istilah "dinamis nol-Covid" selama beberapa pertemuan dengan petugas layanan kesehatan. Sementara, media pemerintah juga tampaknya menyampaikan pesan yang lebih lunak, dengan mengatakan bahwa terinfeksi tidak terlalu menakutkan.

China selama tiga tahun terakhir berpegang pada kebijakan "nol-Covid-19". Kebijakan ini sangat bergantung pada pengujian massal dan penguncian untuk menjaga angka infeksi tetap rendah.

Baca Juga: Mencekam, Otoritas China Memburu Pengunjuk Rasa Kebijakan Nol-Covid

Tetapi ada keletihan yang tumbuh di tengah masyarakat di mana penguncian yang diberlakukan semakin mengganggu, bersama dengan laporan pelecehan oleh pekerja komunitas, yang menyebabkan penolakan dalam dalam masyarakat. Kondisi ini pula yang menyebabkan munculnya aksi unjuk rasa di sejumlah kota besar China. 

Media sosial juga dipenuhi dengan postingan dokter yang berbasis di Shanghai, Zhang Wenhong, yang mengatakan bahwa jenis Omicron saat ini tidak terlalu mematikan dibandingkan jenis sebelumnya.

Berbicara selama konferensi medis pada hari Sabtu, Dr Zhang juga dikutip mengatakan bahwa data yang dikumpulkan selama wabah besar Shanghai di musim panas menunjukkan bahwa pasien yang divaksinasi, terutama orang tua, tidak terlalu sakit dan pulih lebih cepat.

Pemerintah telah mengumumkan akan meningkatkan kampanye untuk memvaksinasi orang tua, yang telah menjadi penolak terbesar untuk divaksinasi.

Xi Jinping melunak

Sebelumnya diberitakan, Presiden China Xi Jinping menunjukkan sikap melunak yang langka terjadi ketika Beijing berupaya membatalkan beberapa kebijakan Covid-19 yang lebih ekstrem. Hal tersebut diungkapkan oleh mantan pemimpin aksi demonstrasi Lapangan Tiananmen.

"Sulit untuk memprediksi hasil dari unjuk rasa sekarang," kata Zhou Fengsuo, seorang aktivis hak asasi manusia dan mantan pemimpin mahasiswa selama protes Lapangan Tiananmen, kepada Newsweek

Baca Juga: Xi Jinping Dituntut Mundur, China Isyaratkan Tak Ada Perubahan Kebijakan Nol-Covid-19

Dia menambahkan, "Tapi kami sudah melihat beberapa pelonggaran kebijakan 'nol-Covid', yang merupakan tampilan kelemahan yang jarang terjadi pada Xi Jinping."

Melansir Fox News, aksi unjuk rasa telah menyebar ke sejumlah kota di seluruh China karena penduduk menentang kebijakan ketat "nol-Covid" di negara itu. Dalam kebijakan nol-Covid,  pemerintah daerah akan mengunci kota dan melakukan pengujian massal setelah mendeteksi beberapa kasus Covid-19.

Kebijakan tersebut membatasi jumlah kematian hingga di bawah 6.000 di antara 1,4 miliar penduduknya. Akan tetapi, penduduk sudah bosan dengan pembatasan keras yang diberlakukan pada aturan hidup mereka selama tiga tahun setelah virus pertama kali menyebar.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×