Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada Jumat merilis hasil riset terbaru. Dalam riser tersebut, CDC melaporkan seorang penumpang yang positif Covid-19 menginfeksi 15 penumpang lain dalam penerbangan dari London ke Hanoi, Vietnam.
Dilansir dari NBC (21/9/2020), sebanyak 12 penumpang di kelas bisnis dan 2 penumpang di kelas ekonomi, serta seorang awak pesawat terinfeksi pada 1 Maret 2020. Dalam studi tersebut dipaparkan, para peneliti mengidentifikasi seorang wanita berusia 27 tahun dari Vietnam yang mengalami sakit tenggorokan dan batuk sebelum melakukan penerbangan.
Setelah tiba, gejalanya berkembang lebih jauh, dan yang bersangkutan dinyatakan positif empat hari kemudian. Pada 10 Maret, pelacakan kontak telah dilakukan kepada 217 penumpang di dalam penerbangan Vietnam Airlines.
Peneliti mengatakan, sebelum melakukan penerbangan, perempuan itu telah melakukan perjalanan ke-15 provinsi di Vietnam. Namun, tidak ada bukti kuat yang mendukung potensi penularan Covid-19 kepada orang lain di luar pesawat.
Baca Juga: Gejala yang tersisa setelah sembuh dari Covid-19
Risiko infeksi paparan Covid-19
Mengutip Daily Star (21/9/2020), disebutkan bahwa penularan virus tersebut muncul karena adanya kedekatan tempat duduk di mana tindakan ini meningkatkan risiko infeksi paparan Covid-19. Adapun kedetakan tempat duduk ini lebih dimungkinkan terjadi di kelas ekonomi.
Para peneliti menyimpulkan, praktik jarak sosial saat ini dengan mengosongkan kursi tengah dalam penerbangan tampaknya tidak cukup untuk mencegah penularan.
Dari paparan studi tersebut, risiko penularan SARS-CoV-2 di dalam pesawat selama penerbangan panjang adalah nyata dan berpotensi menyebabkan munculnya klaster Covid-19.
Baca Juga: 3 Rahasia China menumpas Covid-19 dengan cepat
Laporan tersebut merekomendasikan bahwa langkah-langkah skrining dan pencegahan infeksi sebaiknya diperketat, terutama bagi mereka yang berpergian dari negara-negara dengan kasus virus corona yang tinggi.
"Temuan kami menyerukan skrining yang diperketat dan tindakan pencegahan infeksi oleh otoritas kesehatan masyarakat, regulator, dan industri penerbangan," ujar dia.
Studi menyebutkan, setiap bandara dan pesawat harus mewajibkan penggunaan masker bagi penumpang dan awak pesawat.