Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran aplikasi kecerdasan buatan (AI) baru, DeepSeek, yang dirilis pada 20 Januari 2025, telah mengguncang pasar saham AS, menyebabkan penurunan drastis harga saham Nvidia sebesar hampir US$600 miliar.
DeepSeek, yang dikembangkan oleh perusahaan asal China, telah menjadi pesaing berat bagi model AI lain seperti ChatGPT dan Google’s Gemini, membawa serta tantangan baru bagi dominasi industri teknologi yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan AS.
Apa Itu DeepSeek?
Mengutip unilad, DeepSeek adalah aplikasi chatbot AI yang mirip dengan ChatGPT, Google’s Gemini, dan aplikasi sejenis lainnya. Aplikasi ini dapat menjawab berbagai pertanyaan dan permintaan dari penggunanya.
Baca Juga: Jika Anda Investasi Bitcoin saat Sam Bankman Dihukum, Segini Keuntungannya Sekarang
Diluncurkan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng, seorang pengusaha yang juga co-founder dari hedge fund kuantitatif High-Flyer, DeepSeek cepat meraih popularitas setelah dirilis ke toko aplikasi pada Januari 2025, melesat ke posisi atas di AS, Inggris, dan beberapa negara lainnya.
Meskipun DeepSeek tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan yang sensitif secara politis, pengembangnya mengklaim bahwa kinerjanya sebanding dengan para pesaing terkenal asal AS. Ketersediaan aplikasi ini semakin menarik perhatian karena kemampuannya untuk bersaing dengan model-model AI yang lebih besar meskipun dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Bagaimana DeepSeek Bekerja?
DeepSeek didukung oleh model open-source DeepSeek-V3, yang diklaim telah dilatih dengan biaya sekitar US$6 juta. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya miliaran dolar yang dikeluarkan oleh para pesaing besar di industri ini.
Selain itu, DeepSeek mengklaim bahwa mereka menggunakan chip khusus yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan model-model AI lainnya. Sementara para pesaing menggunakan ribuan unit chip, DeepSeek hanya membutuhkan 2.000 chip GPU untuk melatih modelnya, sementara model-model pesaing seperti OpenAI menggunakan sekitar 16.000 chip.
CEO OpenAI, Sam Altman, mengapresiasi model bisnis DeepSeek yang mengesankan, terutama dalam hal apa yang dapat mereka tawarkan dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, Altman menegaskan bahwa OpenAI berencana untuk terus mengembangkan model-model yang lebih baik di masa depan.
Baca Juga: Iran Siap Bumi Hanguskan Israel, Peringatan Keras Setelah Beli Jet Tempur dari Rusia
Larangan Ekspor Chip dan Dampaknya pada DeepSeek
Pada tahun 2022, pemerintah AS membatasi ekspor chip berkinerja tinggi ke China, termasuk chip dari Nvidia dan AMD, dengan alasan untuk mengatasi kekhawatiran terkait keamanan nasional.
Meskipun demikian, High-Flyer, perusahaan yang mendukung DeepSeek, dilaporkan telah mengumpulkan persediaan chip Nvidia berkinerja tinggi yang digunakan untuk menjalankan sistem AI.
Menariknya, DeepSeek kini mengklaim bahwa model-model AI terbaru mereka dibangun menggunakan chip Nvidia yang tidak terlarang untuk diekspor ke China.
Meskipun demikian, beberapa tokoh industri teknologi, termasuk miliarder Elon Musk, meragukan klaim tersebut, dengan Musk menyatakan bahwa DeepSeek sebenarnya memiliki sekitar 50.000 chip Nvidia yang kini dilarang untuk diekspor ke China.
Baca Juga: Ini Jumlah Migran yang Dideportasi pada Minggu Pertama Trump Menjabat Presiden AS
Dampak DeepSeek terhadap Pasar Saham Nvidia
Meskipun menjadi pesaing baru dalam dunia chatbot AI, DeepSeek bukan hanya mempengaruhi pasar kripto atau sektor teknologi secara umum, tetapi juga secara langsung mempengaruhi pasar saham, khususnya Nvidia.
Penurunan harga saham Nvidia mencapai 17% dalam waktu hanya satu hari, yang menyebabkan nilai pasar perusahaan turun dari US$3,5 triliun menjadi US$2,9 triliun, menurut Forbes.
Akibatnya, Nvidia tergerus dari posisi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia dan kini berada di peringkat ketiga, setelah Apple dan Microsoft.
Penurunan harga saham Nvidia ini memberikan sinyal bahwa pasar AI global mungkin tidak lagi didominasi oleh perusahaan-perusahaan AS, dan bahwa model AI yang canggih bisa dibangun dengan biaya yang jauh lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya.
Baca Juga: Trump Ambil Hak Bayi Lahir di AS, Para Ibu Hamil Layangkan Gugatan Hukum
Reaksi terhadap Biaya Pengembangan DeepSeek
Dalam sebuah wawancara pada Juli 2024 dengan The China Academy, CEO DeepSeek, Liang Wenfeng, mengungkapkan bahwa pihaknya terkejut dengan reaksi pasar terhadap harga pengembangan model AI mereka.
"Kami tidak menyangka bahwa harga akan menjadi isu yang sangat sensitif," katanya. "Kami hanya mengikuti irama kami sendiri, menghitung biaya, dan menetapkan harga sesuai dengan itu," ujarnya.
Komentar tersebut menunjukkan bagaimana biaya pengembangan yang lebih rendah telah menjadi faktor penting dalam daya saing DeepSeek, yang akhirnya berdampak besar pada perusahaan-perusahaan teknologi besar di AS, seperti Nvidia.