Sumber: BBC,FT,Reuters | Editor: Sanny Cicilia
LONDON. Masih segar di ingatan tragedi mengenai kecelakaan pesawat TransAsia di Taiwan kemarin (23/7) dan Malaysia Airlines MH17 (17/7). Kecelakaan pesawat kembali terjadi.
Salah satu pesawat Maskapai Air Algerie mendadak hilang dari radar setelah terbang 50 menit pada Kamis pagi dari Burkina Faso, Afrika Barat menuju ibu kota Algeria di kawasan utara Afrika. Pesawat ini membawa 116 penumpang dan kru.
Swiftair, operator pesawat asal Spanyol yang mengoperasikan Boeing MD-83 tersebut mengatakan, Penerbangan AH5017 ini berangkat dari Ouagadougou, Burkina Faso pada pukul 1.17 pagi dan seharusnya tiba di Algiers pada pukul 5.10 pagi.
"Saat ini, personil darurat dan perusahaan sedang mencari tahu apa yang terjadi," kata Swiftair dalam pernyataan resminya, dikutip Financial Times. Swiftair mengoperasikan dua MD-83 untuk Air Algerie.
IbTimes mengutip stasiun televesi Algeria, Elnahar, mengkonfirmasi, pesawat telah jatuh akibat cuaca yang sangat buruk. Pesawat tersebut dikarbarkan berencana melewati rute berbeda (reroute) ketika sedang terbang di atas kawasan Mali. Pesawat jatuh setelah melewati ibukota Niger, dan asumsi awal seluruh penumpang dan kru tidak selamat.
Terdapat 110 penumpang, dua pilot, dan empat petugas kabin yang ikut dalam penerbangan tersebut. Menteri Transportasi Prancis, Frederic Cuvillier mengatakan, banyak warga Prancis ikut dalam penerbangan tersebut.
Menurut perwakilan Air Algerie, Kara Terki, pesawat tersebut nantinya akan berhenti untuk transit, baik untuk penumpang yang menuju ke Eropa, Timur Tengah, maupun Kanada.
Dalam penerbangan tersebut, terhadap 50 warga Prancis, 24 warga Burkinabe, delapan orang Libanon, satu warga Kamerun, satu warga Ukraina, dan satu Rumania. Namun, pemerintah Libanon mengatakan, ada 10 warganya di pesawat tersebut.
Jika menghitung jarak tempuh Air Algerie, pesawat tersebut hilang kontak di sekitar kawasan Mali bagian utara, kawasan di mana militan Islam melakukan pemberontakan pada pemerintah Mali dan tentara Prancis.
Pemerintah Algeria lewat kantor beritanya mengatakan bahwa Air Algerie sedang merilis rencana darurat. Namun, tidak ada detil lebih lanjut mengenai penjelasan tersebut.