Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengumumkan pada hari Kamis (30/1/2020) bahwa wabah virus corona sebagai keadaan darurat global. Beberapa alasan utamanya adalah virus ini telah memakan korban jiwa sebanyak 170 orang dan kasusnya telah menyebar ke 18 negara.
Melansir Reuters, Amerika Serikat melaporkan kasus penularan dari orang ke orang yang pertama. Para ahli mengatakan kasus penularan dari orang ke orang - yang juga telah terdeteksi di luar China seperti Jerman, Vietnam, dan Jepang. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan karena menunjukkan besarnya potensi untuk penyebaran virus lebih lanjut.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO, mengatakan pada konferensi pers di Jenewa bahwa dalam beberapa pekan terakhir, dunia telah menyaksikan wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Virus corona merebak, jaga daya tahan tubuh Anda dengan jahe merah
"Biar saya perjelas, deklarasi ini bukan suara ketidakpercayaan terhadap Tiongkok. Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," papar Tedros seperti yang dilansir Reuters.
Deklarasi darurat global memicu rekomendasi untuk semua negara. Ini bertujuan untuk mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit lintas batas.
Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 8.235, tewas 171, sembuh 143 (30/1 - 23:00 WIB)
Tedros mengatakan WHO tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan atau perjalanan ke China karena wabah itu.
Berdasarkan data terbaru WHO, sebagian besar dari lebih 7.800 kasus yang terdeteksi secara global, terjadi di China. Adapun tempat virus tersebut berasal dari pasar satwa liar ilegal di kota Wuhan.
Tetapi hampir 100 kasus telah muncul di negara-negara lain. Hal ini yang kemudian memicu peringatan bepergian, wabah sentimen anti-China di beberapa tempat, dan lonjakan permintaan untuk masker pelindung wajah.
Pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan virus seperti flu itu dikonfirmasikan pada seorang pria di Illinois, sehingga jumlah total kasus AS menjadi enam. Istri pria itu, yang juga terinfeksi, sebelumnya telah melakukan perjalanan ke China, tetapi dia tidak terinfeksi.
Penyebaran yang lebih tinggi
Seperti yang diketahui, pekan lalu, WHO telah menunda sebanyak dua kali kondisi darurat global. Dengan adanya pernyataan ini, hal tersebut akan memicu pengetatan lebih jauh serta pedoman berbagi informasi antar negara di dunia. Namun, kondisi ini mungkin mengecewakan Beijing, yang telah menyatakan keyakinannya dapat mengalahkan virus "setan" secepat mungkin.
Jeremy Farrar, direktur Wellcome Trust, mengatakan keputusan WHO sangat tepat.
Baca Juga: Lagi, Singapura dan Malaysia mengonfirmasi kasus baru virus corona
"Deklarasi darurat internasional tidak diragukan lagi akan mempertajam fokus pemerintah dalam melindungi warga negara. Langkah-langkah kesehatan masyarakat yang dibutuhkan akan menjadi tantangan bagi semua negara, tetapi akan sangat sulit bagi negara-negara berpenghasilan rendah," kata Farrar.
Virus ini telah menyebar dengan cepat sejak Komite Darurat WHO terakhir bertemu seminggu yang lalu. Tetapi belum ada kematian yang dilaporkan di luar Tiongkok dan juga tidak ada virus muncul di Afrika.
Baca Juga: Makin meluas, India melaporkan kasus pertama virus corona
"Sebagian besar kasus di luar Tiongkok memiliki sejarah perjalanan ke Wuhan atau riwayat kontak dengan seseorang dengan riwayat perjalanan ke Wuhan," kata Teros.