kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Akibat skandal daging, laba Yum Brands terpangkas


Kamis, 09 Oktober 2014 / 08:39 WIB
Akibat skandal daging, laba Yum Brands terpangkas
ILUSTRASI. Inilah Cara Berobat Menggunakan BPJS Kesehatan sesuai Tingkat Penyakit. KONTAN/Muradi/2019/09/05


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Sanny Cicilia

LOUISVILLE. Perusahaan jaringan ritel restoran cepat saji asal Amerika Serikat, Yum! Brands Inc, merevisi target laba tahun 2014 akibat penurunan penjualan di Tiongkok. Jika sebelumnya manajemen Yum! Brands menetapkan target pertumbuhan laba minimal bertumbuh 20%, kini direvisi menjadi 10%. 

"Sulit untuk tetap optimistis terhadap target awal setelah terjadi penurunan penjualan di China," tulis manajemen Yum! Brands seperti dikutip Bloomberg, Rabu (8/10). 

Penjualan diprediksi baru akan pulih dalam enam bulan hingga sembilan bulan mendatang. Jadi, baru tahun depan penjualan Yum! Brands di China akan mulai membaik.

Seperti diketahui, pemilik jaringan restoran cepat saji KFC dan Pizza Hut tersebut mendapat pasokan bahan baku daging ayam dari OSI Group LLC. Tapi, unit usaha OSI yang berlokasi di Shanghai, yakni Shanghai Husi Food Co, terbukti berbuat curang dengan mengemas ulang produk daging yang sudah kedaluwarsa. Ulah tersebut baru tercium pada pertengahan tahun 2014.

Kasus tersebut pun berbuntut panjang. Otoritas China langsung memeriksa Shanghai Husi Food. Dampak buruk pun dirasakan Yum! Brands kala harus mencatatkan penurunan penjualan di Tiongkok. Pada bulan September lalu, manajemen Yum! Brands merilis penurunan penjualan gerai-gerai jaringan toko ritelnya di Negeri Panda sebesar 14%, pada kuartal ketiga 2014.

Yum! Brands memiliki tidak kurang dari 6.400 gerai di China. "Masalah besar mereka (Yum! Brands) berada di China. Kondisi ini akan menekan kinerja mereka untuk beberapa waktu mendatang," tutur, Efraim Levy, analis S&P Capital IQ.

Sementara itu, kondisi penjualan Yum! Brands di Amerika juga tidak menggembirakan. Penjualan Pizza Hut di Negeri Paman Sam turun 2%. Kondisi ini mau tidak mau memaksa manajemen Yum! Brands untuk memberikan potongan harga serta memberikan harga diskon bagi produk baru yang diperkenalkan ke konsumen.

Lain halnya dengan penjualan KFC di Amerika yang masih bisa tumbuh sebesar 3%. Demikian juga dengan penjualan Taco Bell, jaringan restoran Yum! Brands lain, yang membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 3% di Amerika. Sayang, penjualan Yum! Brands di India dilaporkan turun 4%.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×