Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Gerakan boikot produk Tesla di Amerika Serikat (AS) masih berlanjut. Baru-baru ini, gerakan penolakan atas produk milik Elon Musk tersebut muncul di California.
Mengutip laporan France 24 hari Selasa (18/3), sekelompok warga California mulai mengampanyekan gerakan boikot Tesla dan Elon Musk, dengan alasan ketidakpuasan terhadap tindakan dan pernyataan publiknya.
Kelompok TeslaTakedown, yang telah mengorganisir protes anti-Tesla di seluruh penjuru AS, mengatakan orang-orang juga memiliki hak untuk berunjuk rasa secara damai di trotoar dan jalan di depan showroom Tesla.
"Protes damai di tempat umum bukanlah terorisme domestik. Kami tidak akan diganggu atau membiarkan hak-hak kami diinjak-injak atau dicuri," kata kelompok tersebut dalam pernyataan resminya awal Maret 2025.
Baca Juga: Elon Musk Pasang Target Ambisius, Gandakan Produksi Mobil Tesla di AS dalam 2 Tahun
Melemahkan Bisnis Elon Musk
Pergerakan ini mulai memengaruhi perusahaan, dengan dampak nyata pada reputasi dan basis pelanggannya.
Mengacu data Forbes, keekayaan bersih Musk menurun sebesar US$29 miliar pada pekan pertama Maret 2025, bahkan turun sebesar US$132 miliar selama 12 bulan terakhir.
Saham Tesla telah menurun setiap minggu sejak Trump menjabat pada Januari 2025.
Di tubuh Tesla, banyak dewan direksinya yang menjual saham senilai jutaan dolar dalam beberapa bulan terakhir.
Penjualan kendaraan Tesla di luar negeri juga turun signifikan, termasuk sebesar 76,3% di Jerman pada Februari 2025 dibandingkan dengan Februari 2024.
Baca Juga: Starlink Mendarat di India! Elon Musk dan Ambani Buat Kesepakatan Layanan Internet
Kewenangan Berlebihan Elon Musk
Aksi boikot Tesla dan Elon Musk ini muncul karena Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) dianggap telah menimbulkan kekacauan di seluruh pemerintahan federal dalam upaya yang dicanangkan untuk mengurangi pengeluaran negara.
Segala tindakan yang dilakukan oleh Musk dan timnya selalu memicu kekhawatiran atas kurangnya transparansi, klaim palsu tentang kontrak dan hibah yang dibatalkan, serta jumlah penghematan yang diperoleh.
Mengutip The Guardian, jajak pendapat menunjukkan dukungan publik terhadap DOGE ada dalam tren yang buruk, sebagian besar responden menilai Musk memiliki wewenang yang terlalu besar di pemerintahan.
Presiden AS Donald Trump mendukung Musk dan menyalahkan “Kaum Kiri Radikal” sebagai dalang di balik aksi boikot Tesla. Trump bahkan menyebut aksi tersebut sebagai aksi yang ilegal.
Trump juga akan melabeli kekerasan terhadap showroom Tesla sebagai terorisme domestik.
"Saya akan melakukannya. Saya akan melakukannya. Saya akan menghentikannya. Karena mereka merugikan perusahaan Amerika yang hebat," kata Trump dalam konferensi pers tanggal 11 Maret 2025.
Tonton: Trump Bakal Berbicara dengan Putin Hari Ini, Bahas Cara Akhiri Perang Ukraina