kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aktivis Joshua Wong: Jika kita dalam perang dingin, Hong Kong adalah Berlin yang baru


Selasa, 10 September 2019 / 07:30 WIB
Aktivis Joshua Wong: Jika kita dalam perang dingin, Hong Kong adalah Berlin yang baru
ILUSTRASI. Unjuk rasa pro demokrasi di Hong Kong


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BERLIN. Membandingkan perjuangan para pengunjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong dengan peran Berlin selama perang dingin, aktivis Joshua Wong mengatakan kepada audiensi di ibu kota Jerman bahwa Hong Kong saat ini menjadi benteng antara dunia bebas dan "kediktatoran Tiongkok".

Melansir South China Morning Post, aktivis berusia 22 tahun ini datang ke Berlin untuk menghadiri undangan acara yang disponsori surat kabar di parlemen Jerman dalam merayakan aktivis hak asasi manusia di seluruh dunia. Dia berjanji, pengunjuk rasa Hong Kong tidak akan terbuai oleh rasa puas dengan keputusan pemerintah Hong Kong yang baru saja membatalkan RUU Ekstradisi.

Baca Juga: Polisi Hong Kong tangkap 157 demonstran termasuk yang berusia 13 tahun

"Jika kita berada dalam perang dingin baru, Hong Kong adalah Berlin yang baru," katanya.

Hong Kong telah dilanda aksi unjuk rasa disertai kekerasan sejak pemerintahnya mengumumkan upaya untuk mempermudah ekstradisi tersangka ke China. Ini merupakan sebuah langkah yang dipandang sebagai awal untuk membawa kawasan otonom yang pluralistik agar lebih sejalan dengan daratan China.

Wong, pemimpin gerakan pro-demokrasi Demosisto, telah menjadi wajah utama aksi protes di Hong Kong.

"Kami mendesak dunia bebas untuk berdiri bersama dengan kami dalam menentang rezim otokratis Tiongkok," tambahnya seperti yang dikutip South China Morning Post. Wong menggambarkan pemimpin Tiongkok Xi Jinping bukanlah presiden, tetapi seorang kaisar.

Baca Juga: Demo sering ricuh, kunjungan wisatawan ke Hong Kong anjlok hampir 40%

Sebenarnya, Pemimpin Hong Kong Carrie Lam, sudah mengumumkan konsesi minggu ini untuk mengakhiri aksi unjuk rasa. Termasuk di dalamnya membatalkan RUU Ekstradisi secara resmi.

Akan tetapi Wong menegaskan, para pengunjuk rasa tidak akan terbuai dan berpuas diri. Dia mengatakan, mereka akan berusaha untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah kota atas pelanggaran HAM yang telah dilakukan terhadap para pelaku unjuk rasa. Dia bahkan menilai, melunaknya Lim adalah tipu muslihat agar Hong Kong tenang menjelang hari nasional China yang jatuh pada 1 Oktober mendatang.

Mengutip South China Morning Post, sebelumnya, Wong ditangkap di Bandara Internasional Hong Kong pada Minggu pagi karena melanggar syarat jaminan yang diberlakukan setelah ia didakwa atas protes anti-pemerintah pada 21 Juni.

Baca Juga: Di tengah kekacauan politik, Home Credit tetap gelar IPO di Hong Kong

Tetapi pengadilan memutuskan pada Senin, pelanggaran tersebut akibat dari dokumentasi yang tidak akurat tentang persyaratan jaminan Wong, meskipun mereka telah dibacakan dengan benar di pengadilan pada sidang jaminan.

Seorang hakim sebelumnya setuju untuk mencabut larangan perjalanan yang dikenakan pada Wong untuk sementara waktu, sehingga ia dapat mengunjungi Jerman dan Amerika Serikat yang telah dijadwalkan sebelumnya pada bulan ini.

Tapi pada kenyataannya, pada 8 September, penegak hukum membaca bahwa Wong hanya diizinkan meninggalkan Hong Kong pada 12 September dan menghentikannya di perbatasan. Wong telah didakwa dengan tiga dakwaan, yakni mengorganisir, menghasut dan mengambil bagian dalam majelis tidak sah selama pengepungan markas polisi pada 21 Juni.

Baca Juga: China melakukan lebih banyak aksi untuk mendorong ekonominya yang melambat

Dia dibebaskan dengan jaminan HK $ 10.000 (US$ 1.275) setelah muncul di pengadilan pertamanya sejak hari penangkapannya pada 30 Agustus. Adapun persyaratan lainnya adalah dia harus mematuhi jam malam dari jam 11 malam sampai jam 7 pagi, lapor ke polisi seminggu sekali dan tidak mendekati markas Wan Chai.

Dia juga dilarang pergi dari Hong Kong, dengan pengecualian dua perjalanan yang sudah diatur sebelumnya di bulan September.

Berbicara di luar pengadilan, Wong bilang kerusuhan yang terjadi pada Minggu kemarin yang menyebabkan dirinya ditahan selama 24 jam.

Dia berharap bisa mendapatkan dukungan internasional untuk demokrasi Hong Kong dengan perjalanannya ke Berlin dan New York.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×