Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Pelabuhan Eilat di Israel telah mengalami penurunan aktivitas hingga 85% sejak militan Houthi yang didukung Iran di Yaman meningkatkan serangan-serangan terhadap pelayaran di Laut Merah.
Asal tahu, Eilat merupakan salah satu pelabuhan pertama yang terkena dampak ketika perusahaan-perusahaan pelayaran mengalihkan rute kapal untuk menghindari Laut Merah setelah Houthi mengganggu rute perdagangan utama melalui Selat Bab al-Mandab.
Tanpa Bab al-Mandab, "Anda menutup jalur pelayaran utama ke Pelabuhan Eilat. Dan oleh karena itu kami kehilangan 85% dari total aktivitas," kata CEO Eilat Port Gideon Golber kepada Reuters, Kamis (21/12).
Baca Juga: Pemimpin Houthi Ancam akan Serang Kapal Perang AS jika Washington Targetkan Yaman
Pelabuhan Eilat, yang terutama menangani impor mobil dan ekspor potash yang berasal dari Laut Mati, tidak seberapa besar dibandingkan dengan pelabuhan-pelabuhan Mediterania Israel di Haifa dan Ashdod yang melayani sebagian besar perdagangan negara itu.
Namun, Eilat, yang terletak berdekatan dengan satu-satunya titik akses pantai Yordania di Aqaba, menawarkan pintu gerbang ke Timur bagi Israel tanpa perlu melewati Terusan Suez.
Amerika Serikat (AS) sejak itu telah mengumumkan inisiatif keamanan multi-nasional untuk melindungi jalur pelayaran yang sangat penting tersebut.
"Kami masih memiliki sejumlah kecil kapal untuk mengekspor kalium, tetapi saya percaya bahwa dengan tujuan di Timur Jauh mereka tidak akan lagi melakukan perjalanan ke arah itu. Jadi itu juga akan turun," kata Golber.
"Sayangnya, jika ini terus berlanjut, kita akan mencapai situasi tanpa kapal di Pelabuhan Eilat."
Baca Juga: Harga Minyak Menguat Tipis, Pelaku Pasar Memantau Ketegangan di Laut Merah
Rute alternatif membawa pelayaran di sekitar ujung selatan Afrika, memperpanjang pelayaran ke Mediterania selama dua hingga tiga minggu yang akan menambah biaya tambahan, kata para pejabat Israel.
Golber mengatakan bahwa pihak pelabuhan akan mendiskusikan dengan semua pihak terkait bagaimana menjaga kelangsungan operasional di Eilat, meskipun hal ini akan membutuhkan biaya. Namun, ia yakin mereka akan menemukan cara untuk melakukannya.
"Jika Tuhan melarang, negara-negara koalisi dan Israel terlambat dalam menemukan solusi untuk Houthi, sayangnya kami mungkin harus merumahkan para pekerja," katanya