Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Aktivitas sektor jasa di China meningkat pada laju tercepat dalam 14 bulan terakhir pada Juli 2025, didorong oleh permintaan yang lebih kuat termasuk kenaikan pesanan ekspor baru, menurut survei sektor swasta yang dirilis Selasa (5/8/2025).
Indeks Manajer Pembelian (PMI) Jasa Umum China versi S&P Global naik menjadi 52,6 pada Juli dari 50,6 pada bulan sebelumnya. Ini merupakan level tertinggi sejak Mei tahun lalu.
Baca Juga: Ant Group China Akan Lepas Seluruh Kepemilikan di Paytm India
Angka di atas 50 menandakan ekspansi, sedangkan di bawahnya menunjukkan kontraksi.
Angka ini berbanding terbalik dengan survei resmi pemerintah China yang justru mencatat penurunan tipis aktivitas sektor jasa menjadi 50,0 pada Juli dari 50,1 di bulan Juni.
PMI S&P Global sering dianggap mencerminkan kondisi perusahaan kecil dan orientasi ekspor di wilayah pesisir timur China, sementara PMI resmi lebih mencerminkan kinerja perusahaan besar dan menengah, termasuk BUMN.
Di sisi lain, PMI Komposit Umum S&P China, yang mencakup sektor jasa dan manufaktur, turun menjadi 50,8 dari 51,3 di bulan sebelumnya.
Ekonomi China yang merupakan terbesar kedua di dunia mengalami perlambatan yang lebih kecil dari perkiraan pada kuartal kedua 2025. Hal ini ditopang oleh langkah-langkah kebijakan serta penguatan ekspor menyusul jeda tarif dalam perang dagang AS-China.
Baca Juga: Aktivitas Manufaktur China Melemah Terhimpit Rendahnya Permintaan Ekspor dan Domestik
Namun, sejumlah risiko masih membayangi paruh kedua tahun ini, mulai dari lemahnya ekspor, penurunan harga, hingga rendahnya kepercayaan konsumen akibat krisis properti yang berkepanjangan.
Survei S&P Global mencatat bahwa peningkatan aktivitas pada awal semester kedua 2025 ditopang oleh pertumbuhan pesanan bisnis baru yang tercepat dalam setahun terakhir.
Sub-indeks pesanan ekspor baru naik untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, didorong oleh meningkatnya sektor pariwisata dan stabilisasi kondisi perdagangan global.
Pekan lalu, pejabat AS dan China sepakat untuk memperpanjang jeda tarif selama 90 hari setelah dua hari perundingan konstruktif di Stockholm.
Survei juga menunjukkan bahwa setelah sempat memangkas tenaga kerja pada Juni, perusahaan jasa kembali meningkatkan perekrutan pada laju tercepat sejak Juli 2024, seiring peningkatan beban kerja dan membaiknya optimisme bisnis. Akibatnya, penumpukan pekerjaan yang tertunda melambat.
Baca Juga: PMI Manufaktur China Turun ke 49,5 di Juli, Tanda Lesunya Aktivitas Pabrik
Biaya input seperti bahan baku, bahan bakar, dan gaji juga mengalami kenaikan, mendorong perusahaan menaikkan harga jual untuk pertama kalinya dalam enam bulan.
Dengan meningkatnya pesanan dan aktivitas usaha, tingkat kepercayaan bisnis secara keseluruhan pun membaik.
Sebagai catatan, sejak Juli 2025, indeks S&P Global China PMI tidak lagi disponsori oleh Caixin.