Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Aktivitas sektor jasa di Jepang pada bulan Agustus 2021 mengalami kontraksi pada laju tercepat dalam lebih dari setahun. Hal ini terjadi karena kebangkitan kasus Covid-19 yang memberikan pukulan bagi pemulihan pada ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.
Aktivitas dan arus masuk bisnis baru menyusut pada laju tercepat sejak Mei tahun lalu, dengan bisnis dilanda kebangkitan infeksi Covid-19 dan perluasan pembatasan darurat.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) au Jibun Bank Japan Services bulan Agustus anjlok ke penyesuaian musiman 42,9. Padahal di bulan Juli, PMI Jasa ini sudah ada di level 47,4. Realisasi kali ini pun lebih buruk dari proyeksi awal di 43,5.
"Bisnis sektor jasa Jepang mengisyaratkan percepatan penurunan kondisi bisnis pada Agustus," kata Usamah Bhatti, ekonom di IHS Markit, yang menyusun survei tersebut.
"Kebangkitan kembali infeksi Covid-19 karena varian Delta juga menyebabkan penurunan lebih tajam dalam bisnis yang masuk," tambah Bhatti.
Baca Juga: Apple sepakat longgarkan aturan di App Store
Lonjakan infeksi Delta memaksa pemerintah Jepang untuk memperluas pembatasan darurat ke lebih banyak prefektur pada bulan Agustus lalu. Ini mengganggu aktivitas ekonomi, bahkan ketika banyak yang menentang perintah untuk tidak keluar dan menghindari tempat-tempat ramai.
Angka tersebut menandai bulan ke-19 bahwa aktivitas jasa Jepang berada di bawah ambang 50,0, yang memisahkan kontraksi dari ekspansi, rekor terpanjang sejak 27 bulan berjalan hingga Maret 2010.
Data final au Jibun Bank Flash Japan Composite PMI, yang dihitung menggunakan data sektor manufaktur dan jasa, turun ke level terendah dalam satu tahun di 45,5 pada bulan Agustus. Di Juli lalu, posisinya masih berada di 48,8.
"Keyakinan tentang prospek aktivitas sektor swasta tetap kuat pada Agustus, meskipun risikonya condong ke sisi bawah," pungkas Bhatti.