kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jerman usulkan pembentukkan koalisi militer Uni Eropa untuk mengatasi krisis


Jumat, 03 September 2021 / 07:52 WIB
Jerman usulkan pembentukkan koalisi militer Uni Eropa untuk mengatasi krisis
ILUSTRASI. Bendera Uni Eropa berkibar di luar Gedung Parlemen, saat ketidakpastian Brexit berlanjut, di London, Inggris, 15 Mei 2019.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BRDO. Dalam pertemuan para menteri pertahanan Uni Eropa di Slovenia hari Kamis (2/9), Jerman mengusulkan agar organisasi regional tersebut membentuk koalisi militer untuk menanggapi beragam krisis.

Melalui koalisi militer ini, Jerman berharap semua negara di dalamnya bisa dengan cepat mengerahkan kekuatan militer dalam krisis. Dalam hal ini Jerman menyoroti kekacauan dalam evakuasi warga dari Afghanistan beberapa waktu lalu.

Selama lebih dari satu dekade, upaya Uni Eropa untuk membentuk pasukan reaksi cepat selalu terhalang. Pada tahun 2007, sistem kelompok pertempuran telah dibentuk dan berisi 1.500 tentara. Sayangnya tim ini tidak pernah digunakan karena perselisihan mengenai pendanaan.

Baca Juga: Uni Eropa gencarkan kampanye untuk promosikan produk makanan dan minuman di Indonesia

Melansir Reuters, proposal yang diajukan oleh Jerman ini akan bergantung pada keputusan bersama oleh blok tersebut tetapi tidak harus semua anggota mengerahkan pasukan mereka.

Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan bahwa pada dasarnya Uni Eropa telah memiliki kemampuan militer yang bisa diandalkan.

Namun, lanjutnya, masalah utama adalah bagaimana agar pasukan militer Eropa tersebut bisa dikerahkan secara bersama-sama di bawah satu komando.

Menteri Pertahanan Slovenia Matej Tonin menyarankan agar pasukan reaksi cepat dapat terdiri dari 5.000 hingga 20.000 tentara tetapi penempatan tidak boleh bergantung pada keputusan bulat oleh 27 negara bagian Uni Eropa.

Baca Juga: Regulator Obat Eropa: Risiko Hukum Negara Uni Eropa Pemakai Booster Covid Meningkat


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×