Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Dalam mendukung GNA, Turki telah mengirim penasihat militer, drone canggih, dan ribuan tentara bayaran Suriah. Turki juga mendirikan pangkalan militer besar di wilayah Al-Watiya di perbatasan Libya dengan Tunisia.
Analis keamanan Oded Berkowitz menganggap manuver Turki melalui menteri pertahanannya tersebut merupakan bentuk tantangan atau ancaman, namun cukup tersirat.
"Pernyataan terbaru merupakan ancaman samar menyusul ancaman awal yang sebelumnya datang dari Haftar ke pasukan Turki. Ini adalah serangan verbal yang sedikit lebih agresif dari biasanya, karena seringkali ini tidak termasuk ancaman langsung ke LNA," papar Berkowitz kepada Arab News.
Pada Oktober lalu, LNA dan GNA sepakat melakukan gencatan senjata. Atas dasar kesepakatan tersebut, kedua pihak diharapkan bisa segera melakukan komunikasi politik dengan PBB sebagai penanggung jawab.