kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Alasan China di balik larangan kunjungan militer AS ke Hong Kong


Selasa, 03 Desember 2019 / 09:35 WIB
Alasan China di balik larangan kunjungan militer AS ke Hong Kong
ILUSTRASI. Penghancur rudal berpemandu Angkatan Laut AS USS John S. McCain terlihat setelah tabrakan, di perairan Singapura 21 Agustus 2017


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  BEIJING. China melarang kapal-kapal militer dan pesawat terbang Amerika Serikat (AS) mengunjungi Hong Kong pada hari Senin (2/12) dan menjatuhkan sanksi terhadap beberapa organisasi non-pemerintah AS karena diduga mendorong para demonstran anti-pemerintah di kota itu untuk melakukan tindakan kekerasan.

Langkah-langkah itu merupakan tanggapan terhadap undang-undang AS yang disahkan minggu lalu yang dinilai China mendukung protes di Hong Kong, yang mengguncang pusat keuangan Asia tersebut selama enam bulan.

Baca Juga: Meski negosiasi tidak mudah, Trump: China ingin membuat kesepakatan

China telah menangguhkan permintaan kunjungan militer AS ke Hong Kong tanpa batas waktu dan memperingatkan tindakan lebih lanjut yang akan datang.

“Kami mendesak AS untuk memperbaiki kesalahan dan berhenti mencampuri urusan internal kami. Tiongkok akan mengambil langkah lebih lanjut jika perlu untuk menegakkan stabilitas dan kemakmuran Hong Kong dan kedaulatan China, " kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, pada jumpa pers di Beijing seperti dilansir Reuters, Selasa (3/12).

Pekan lalu, China berjanji akan mengeluarkan langkah-langkah balasan setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong, yang mendukung para pemrotes anti-pemerintah di Hong Kong dan mengancam China dengan sanksi atas pelanggaran hak asasi manusia.

Ada kekhawatiran bahwa perselisihan tentang Hong Kong dapat berdampak pada upaya Beijing dan Washington untuk mencapai kesepakatan awal untuk mengurangi perang perdagangan yang berkepanjangan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Baca Juga: Kontraksi Manufaktur Zona Euro Bawa Harga Emas Hari Ini Balik Ke US$ 1.460

Pada kondisi normal, beberapa kapal angkatan laut AS mengunjungi Hong Kong setiap tahun. Tradisi istirahat dan rekreasi yang berawal dari era kolonial sebelum 1997 dan  diizinkan Beijing untuk dilanjutkan setelah penyerahan dari Inggris ke pemerintahan Tiongkok.

"Kami memiliki rekam jejak panjang tentang keberhasilan kunjungan pelabuhan ke Hong Kong, dan kami berharap hal itu akan terus berlanjut," kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang berbicara dengan syarat anonim.

Menurut pejabat itu, tuduhan palsu campur tangan asing terhadap LSM-LSM AS dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari keprihatinan sah warga Hongkong.

Baca Juga: Hadapi 2020, Unicorn Indonesia dituntut makin profesional

Juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Dave Eastburn mengatakan, kunjungan ke pelabuhan Hong Kong dan tempat lain di seluruh dunia berfungsi sebagai program yang berguna untuk memberikan kebebasan bagi para pelaut AS.

"Hal ini juga memperluas hubungan antar warga dengan tuan rumah kita," ucapnya.

Baca Juga: Ada dispensasi, odong-odong masih bisa beroperasi di komplek perumahan

"Berkenaan dengan protes yang sedang berlangsung, kami mengutuk penggunaan kekuatan yang tidak adil dan mendesak semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan dan terlibat dalam dialog konstruktif," katanya dalam sebuah pernyataan.

Seorang pejabat pertahanan AS berbicara dengan syarat anonim, mengatakan langkah China itu tidak akan berdampak pada operasi militer A.S. Kunjungan terkadang ditolak di tengah ketegangan yang lebih luas dan dua kapal AS ditolak aksesnya pada bulan Agustus.

USS Blue Ridge, kapal komando Armada Ketujuh yang bermarkas di Jepang, berhenti di Hong Kong pada bulan April  merupakan kapal terakhir yang berkunjung ke Hong Kong sebelum protes massal pecah pada Juni.

Baca Juga: China mulai membuka pendaftaran relawan untuk Olimpiade musim dingin 2022



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×