Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Aliran cryptocurrency di Iran tercatat turun 11% hingga Juli 2025, terdampak konflik dengan Israel, peretasan senilai US$90 juta pada bursa lokal Nobitex, dan pemblokiran 42 dompet oleh Tether, menurut laporan TRM Labs.
Melansir laman Cointelegraph Rabu (27/8/2025), total aliran crypto ke platform perdagangan Iran mencapai US$3,7 miliar antara Januari–Juli, menurun dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Trump Media dan Crypto.com Bentuk Perusahaan Treasury Kripto, Token Cronos Meroket
Penurunan terbesar terjadi pada Juni dan Juli, yang bertepatan dengan keretakan negosiasi nuklir dengan Israel, konflik 12 hari mulai 13 Juni, dan pemadaman listrik luas di Iran akibat operasi kinetik dan siber Israel serta pemadaman yang diinisiasi pemerintah.
Peretasan Nobitex Jadi Pemicu
Aliran crypto mulai menurun tajam setelah peretasan Nobitex pada 18 Juni, yang menangani 87% transaksi crypto di Iran.
Insiden ini mengganggu likuiditas, memperlambat proses transaksi, dan mendorong pengguna mencoba platform alternatif.
Kepercayaan terhadap penyedia layanan aset virtual (VASPs) lokal menurun signifikan.
Baca Juga: Harga Bitcoin Terkoreksi di Tengah Hari Ini (26/8), Jelang Rilis Data PCE AS
Pemblokiran Tether Memperparah Penurunan
Tether melakukan pemblokiran dana terbesar yang pernah dilakukan terhadap alamat terkait Iran, memblokir 42 dompet USDT pada 2 Juli.
Hal ini memicu dorongan pengguna untuk memindahkan saldo USDT berbasis TRON ke stablecoin lain seperti Dai di jaringan Polygon.
Meski demikian, crypto tetap menjadi alat bagi masyarakat Iran untuk melindungi nilai dari inflasi tinggi dan menghindari sanksi internasional.
Banyak transaksi crypto juga digunakan untuk tujuan politik dan militer, termasuk pembelian komponen chip, drone, serta pembayaran mata-mata ke agen luar negeri, meski transaksi ilegal masih kurang dari 1% dari total volume.