kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Amazon ajukan gugatan kepada Trump setelah kehilangan kontrak senilai US$ 10 miliar


Selasa, 11 Februari 2020 / 15:39 WIB
Amazon ajukan gugatan kepada Trump setelah kehilangan kontrak senilai US$ 10 miliar
Foto kombinasi menunjukkan CEO Amazon Jeff Bezos (kiri) di New York dan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih di Washington, DC, AS masing-masing pada 14 Desember 2016 dan 20 Desember 2017.


Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perusahaan yang didirikan Jeff Bezos yakni Amazon tengah bersengketa di pengadilan. Amazon tengah membidik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Menteri Pertahanan Mark Esper dan Mantan Menteri Pertahanan James Mattis atas kontrak cloud Pentagon senilai US$ 10 miliar yang diberikan kepada Microsoft.

Dalam dokumen pengadilan yang disegel dan diajukan pada hari Senin (10/2), unit cloud computing Amazon mengatakan, pihaknya berusaha menggulingkan tujuh orang yang berperan dalam pemilihan sumber Infrastruktur Joint Enterprise Defense Infrastructure (JEDI) dan memainkan peran penting dalam pemberian kontrak akhir.

Baca Juga: Permusuhan antara Trump dan Jeff Bezos semakin tajam

Selain Trump, Mattis dan Esper, Amazon Web Services juga tengah berusaha menggulingkan kepala Informasi Departemen Pertahanan, Dana Deasy dan otoritas pemilihan sumber yang memberikan kontrak kepada Microsoft serta kuasa SSA.

Seorang juru bicara Amazon Web Services (AWS) kepada CNBC dalam sebuah pernyataan mengatakan, Presiden Trump telah berulang kali menunjukkan kesediaannya menggunakan posisinya sebagai Presiden dan Panglima Tertinggi untuk menganggu fungsi-fungsi pemerintah, teramsuk pengadaan federal untuk memajukan agenda pribadinya.

Baca Juga: Jeff Bezos dituntut oleh abang pacarnya gara-gara foto perselingkuhan

"Pertanyaannya adalah apakah Presiden Amerika Serikat harus diizinkan menggunakan anggaran DoD untuk mengejar tujuan pribadi dan politiknya sendiri," ujar juru bicara AWS. 

Gedung Putih menolak berkomentar. Perwakilan dari Departemen Pertahanan menolak berkomentar. Microsoft juga menolak berkomentar. JEDI merupakan komputasi awan dapat bernilai hingga US$ 10 miliar untuk layanan yang diberikan selama 10 tahun. Pentagon memilih Microsoft daripada Amazon untuk kontrak kolosal pada 25 Oktober. 

Amazon pada awalnya dipandang sebagai favorit untuk memenangkan kontrak, kemudian Trump mengatakan pada Juli ia sedang melihat ke dalam kontrak setelah IBM dan perusahaan lain memprotes proses penawaran.

Pada bulan November, Amazon mengajukan pemberitahuan di Pengadilan Klaim Federal AS yang mengindikasikan rencana untuk memprotes keputusan Pentagon untuk memberikan Microsoft kontrak cloud bernilai miliaran dolar. Amazon mengklaim bahwa proses evaluasi JEDI mengandung "kekurangan yang jelas, kesalahan, dan bias yang tidak salah lagi."

Baca Juga: Pemerintah tak pungut PPh perusahaan digital, begini kata pengamat

Amazon mengatakan dalam dokumen pengadilan yang dipublikasikan Desember lalu bahwa Trump meluncurkan "serangan di belakang layar" terhadap perusahaan, yang menyebabkannya kalah dalam kontrak JEDI. 

Beberapa dari dugaan serangan itu dirinci dalam memoar Mattis baru-baru ini, di mana mantan menteri pertahanan itu mengklaim Trump mengatakan kepadanya untuk "mengacaukan Amazon" dari kontrak.




TERBARU

[X]
×