kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Amazon akan produksi 12 film berbiaya US$ 25 juta


Rabu, 21 Januari 2015 / 10:22 WIB
Amazon akan produksi 12 film berbiaya US$ 25 juta
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan logo asuransi umum di kantor Asosiasi Asuransi |Umum Indonesia (AAUI) Jakarta, Kamis (26/1/2023). /pho KONTANCarolus Agus Waluyo/26/01/2023.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Hendra Gunawan

NEW YORK. Tak puas berbisnis mendistribusikan hiburan digital, Amazon.com Inc melebarkan sayap masuk ke bisnis pembuatan film. Dalam pengumuman resminya, Amazon menyatakan akan memproduksi 12 film per tahun..

Biasanya, butuh waktu sekitar 39 minggu hingga 52 minggu bagi film tayang di bioskop untuk dirilis secara online di layanan berlangganan video. Namun, film buatan Amazon bisa langsung dinikmati secara online setelah empat pekan hingga delapan pekan tayang di bioskop.

Sally Fouts, Jurubicara Amazon.com Inc mengatakan, biaya untuk memproduksi film ini antara US$ 5 juta hingga US$ 25 juta. Namun, masih belum jelas apakah Amazon optimistis bisnis tersebut mampu menghasilkan yang sendiri.

Pendiri Amazon, Jeff Bezos dikenal karena ambisinya untuk menjajal pasar baru. Kendati demikian, perusahaan ini memiliki jejak rekam yang kurang bagus saat menjajal bisnis baru. Contoh bisnis ponsel Amazon yang penjualannya lemah.

Amazon menyatakan telah menyewa Ted Hope, produsen film independen Crouching Tiger Hidden Dragon dan Eat Drink Man Woman untuk memproduksi film.

Langkah ini menunjukkan ambisi Amazon untuk tumbuh di media digital. Jeff Bock, analis Box Office di Exhibitor Relations mengatakan, film buatan Amazon akan kian menyulitkan studio besar Hollywood, seperti Paramount dan Warner Brothers, yang bisnisnya tenggelam dalam beberapa tahun terakhir. "Ini sulit meskipun mereka bermain cukup konsisten," ujar Bock dikutip Reuters.

Selain itu, jika bisnis film Amazon ini berhasil mampu mengancam bioskop yang saat ini telah menghadapi ancaman penurunan jumlah penonton. Analisa Bock ini mengacu ke rentang waktu antara rilis di bioskop dan ketersediaan streaming online.

Strategi Sony Pictures yang baru-baru ini merilis film komedi berjudul The Interview melalui layanan video on demand juga dipandang sebagi pukulan bagi bisnis bioskop.

Patrick Corcoran, Wakil Presiden National Association of Theater Owners menolak berkomentar soal langkah Amazon tersebut. Corcoran hanya bilang, jeda waktu antara waktu penayangan di bioskop dengan home video bergantung pada keputusan bioskop kapan akan menayangkan film tersebut.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×