kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Amazon punya peluang menangi perebutan proyek cloud Pentagon dari Microsoft


Minggu, 08 Maret 2020 / 18:07 WIB
Amazon punya peluang menangi perebutan proyek cloud Pentagon dari Microsoft
ILUSTRASI. Amazon punya peluang memenangi perebutan proyek cloud AS dari tangan Microsoft.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Drama perebutan paten proyek cloud atau komputasi awan Amerika Serikat (AS) bernilai US$ 10 miliar antara Amazon.com Inc dan Microsoft Corp akan berakhir. Reuters melaporkan, seorang hakim AS mengatakan Amazon memiliki peluang memenangkan gugatan terhadap keputusan Departemen Pertahanan AS memberikan proyek itu ke Microsoft.

Drama ini bermula pada Oktober 2019 lalu, Microsoft memenangkan proyek yang dikenal dengan Joint Enterprise Defense Infrastructure (JEDI) Pentagon. Lewat keputusan Departemen Pertahanan AS itu, Microsoft akan mengelola JEDI selama satu dekade.

Baca Juga: Jeff Bezos ungkap rahasia kesuksesannya: Memenangkan banyak lotere

Namun Amazon Web Services mengajukan gugatan pada November 2019 terhadap keputusan tersebut. Divisi komputasi awan Amazon menuduh Departemen Pertahanan AS gagal menilai secara adil tawaran Amazon untuk kontrak tersebut. Sebab, Presiden AS Donald Trump memandang Kepala Eksekutif Amazon Jeff Bezos sebagai musuh politiknya.

Trump memang secara terbuka mencemooh bos Amazon Jeff Bezos dan berulang kali mengkritik pengecer online raksasa itu. Bezos yang memiliki surat kabar Washington Post, yang liputannya kritis terhadap Trump dan yang sering menjadi sasaran oleh Trump tentang media berita.

Dalam tuntutannya, Amazon meminta pengadilan mempertanyakan Trump dan para pemimpin militer tentang peran mereka dalam memberikan kontrak kepada Microsoft. Amazon juga mencari bukti untuk menunjukkan gangguan politik yang merugikan perusahaannya dalam kesepakatan cloud tersebut.

Amazon pun membidik berbagai petinggi negeri Paman Sam mulai dari Trump, mantan Menteri Pertahanan James N. Mattis, Menteri Pertahanan Mark Esper dan Dana Deasy, Kepala Petugas Informasi Pentagon.

Tuntutan raksasa e-commerce ini mencatat daftar komentar dan tindakan Trump dan Departemen Pertahanan yang menunjukkan Pentagon tunduk pada tekanan politik ketika memberikan kesepakatan kepada Microsoft.

Dalam satu kasus, Amazon mengutip klaim dalam sebuah buku karya mantan penulis pidato Mattis, Guy Snodgrass, bahwa Trump mengatakan kepada Mattis pada musim panas 2018 untuk mengacaukan Amazon dengan menguncinya dari tawaran. Mattis telah mengkritik buku itu.

Tetapi pengacara pemerintah berargumen dalam sebuah pengajuan bahwa permintaan Amazon untuk menggulingkan Trump adalah tindakan sangat berani. Pengacara juga berpendapat hal itu tidak perlu karena Amazon telah gagal menawarkan cukup bukti untuk mendukung klaim biasnya.

Pemerintah AS juga meminta pengadilan menolak bagian dari gugatan Amazon, dengan mengatakan Amazon memiliki banyak kesempatan untuk mengajukan keberatannya sebelum proses penawaran selesai.

Baca Juga: Amazon konfirmasi kasus virus corona pertama karyawannya di AS

Proyek JEDI Pentagon dirancang untuk mengonsolidasikan infrastruktur komputasi awan departemen dan memodernisasi sistem teknologinya. Pentagon sudah mulai mengidentifikasi program yang dapat ditransisikan ke lingkungan cloud JEDI.

Proses tarik menarik antara kepentingan politik dan bisnis ini membuat pendapat Hakim Pengadilan Federal AS Patricia Campbell-Smith disegel. Pada 13 Februari, ia mengeluarkan perintah pemblokiran pada kontrak yang telah dipegang oleh Microsoft. Pemblokiran itu sambil menunggu resolusi tantangan pengadilan Amazon.

Baca Juga: Kekayaan para miliarder dunia menguap Rp 6.333 triliun tersengat virus corona

Hakim memerintahkan Amazon untuk membayar US$ 42 juta dalam bentuk keamanan, jumlah minimum yang diminta pemerintah jika terjadi penundaan. Pentagon, yang telah merencanakan untuk mulai mengerjakan kontrak pada 13 Februari, kecewa dengan keputusan itu.

Campbell-Smith menulis bahwa Amazon kemungkinan berhasil berdasarkan argumennya bahwa Departemen Pertahanan AS mengevaluasi skenario harga Microsoft secara tidak patut. Dia mengatakan Amazon kemungkinan akan menunjukkan bahwa skenario Microsoft tidak layak secara teknis seperti yang dinilai Pentagon.

Juru bicara Microsoft Frank X. Shaw mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan percaya pada akhirnya akan dapat bergerak maju. Juga mencatat keputusan yang berfokus pada satu-satunya temuan teknis oleh Departemen Pertahanan tentang penyimpanan data di bawah satu skenario harga.

“Pemerintah membuat jelas bahwa dalam pandangan mereka solusi Microsoft memenuhi standar teknis dan dilakukan sesuai kebutuhan,” ujar Shaw.

Amazon tidak segera berkomentar soal ini. Campbell-Smith berkata dalam konteks pengadaan untuk layanan cloud computing, pengadilan menganggap sangat mungkin bahwa kegagalan ini material.

Baca Juga: Gara-gara corona, Twitter wajibkan 5.000 karyawan bekerja di rumah



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×