kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Amerika Serikat akan salip Arab Saudi sebagai eksportir energi terbesar di tahun ini


Senin, 11 Maret 2019 / 16:29 WIB
Amerika Serikat akan salip Arab Saudi sebagai eksportir energi terbesar di tahun ini


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Amerika Serikat siap merebut mahkota Arab Saudi sebagai pengekspor energi terbesar di dunia. AS akan melampaui negara Timur Tengah tersebut di Arab Saudi di akhir tahun ini untuk ekspor minyak dan turunannya seperti bahan bakar hingga gas alam cair.

Dilansir dari CNN, perusahaan riset energi Rystad Energy memprediksi perebutan status eksportir energi terbesar di dunia ini didorong oleh upaya transformasi besar-besaran yang dilakukan Amerika Serikat. Sesuatu yang tidak pernah terlihat lagi sejak Arab Saudi mulai mengekspor minyak pada tahun 1950'an.

"Ini luar biasa. Sepuluh tahun yang lalu, tidak ada yang mengira itu bisa terjadi," kata Ryan Fitzmaurice, energy strategist Rabobank. 

Terobosan yang dilakukan Amerika Serikat diharapkan bisa mencerminkan bagaimana teknologi telah membentuk kembali peta energi global. Inovasi pengeboran telah membuka banyak sumber daya minyak dan gas alam yang telah terperangkap di ladang minyak di Texas, North Dakota, dan di tempat lain.

Dipimpin oleh minyak serpih, produksi minyak AS telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama satu dekade terakhir untuk mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. 

Amerika Serikat kini akan lebih banyak mengekspor minyak daripada negara lain, termasuk ke Rusia dan Arab Saudi. "Shale booming telah mendorong peningkatan produksi yang luar biasa," kata Fitzmaurice. 

Dengan pasokan yang cukup di dalam negeri, pada 2015 Kongres AS telah mencabut larangan ekspor minyak yang telah berlangsung selama 40 tahun. 

Penjualan minyak di luar negeri lalu meledak sejak saat itu. Disusul oleh perlombaab untuk membangun fasilitas yang dapat mengimbangi lonjakan permintaan asing untuk minyak mentah AS.

"Kelebihan bahan bakar fosil dari Amerika akan menemukan banyak pembeli di Asia yang mengalami pertumbuhan cepat," ujat bPer Magnus Nysveen, mitra senior di Rystad Energy dalam laporan itu.

Arab Saudi saat ini mengekspor sekitar 7 juta barel minyak mentah setiap hari. Ditambah dengan 2 juta barel gas alam cair dan produk turunan minyak bumi. 

Sebagai perbandingan, AS mengekspor sekitar 3 juta barel minyak mentah per hari dan 5 juta barel per hari gas cair alam serta produk turunan minyak bumi.

Rystad memperkirakan kesenjangan itu lenyap di tahun ini, meskipun Arab Saudi akan tetap memimpin dengan nyaman sebagai eksportir terbesar khusus untuk minyak mentah.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×