kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Sempat bikin iri, kini Boeing berada di bawah sorotan usai dua insiden dalam 5 bulan


Senin, 11 Maret 2019 / 13:22 WIB
Sempat bikin iri, kini Boeing berada di bawah sorotan usai dua insiden dalam 5 bulan


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Hingga akhir pekan lalu, Boeing telah membuat iri pelaku bisnis internasional pada tahun ini. Tetapi sekarang produsen pesawat terbang ini menghadapi kondisi yang sulit setelah kecelakaan kedua dalam waktu kurang dari enam bulan.

Sebelum tragedi jatuhnya Ethiopian Airlines, saham Boeing naik 31% di tahun ini yang menjadikan perusahaan tersebut pemain terbaik di Dow Jones tahun ini dan saham terbaik ke-16 di S&P 500. Boeing memiliki tahun terbaiknya pada 2018, dan mengharapkan tahun ini menjadi bisa lebih baik lagi. 

Perusahaan membukukan penjualan lebih dari US$ 100 miliar untuk pertama kalinya dalam 102 tahun sejarahnya karena peningkatan pengiriman jet komersial dan militer. Perusahaan ini mengirimkan rekor 806 jet komersial tahun lalu, naik hampir 6% dari 2017.

Dilansir dari CNN, 157 orang di dalam pesawat Ethiopian Airlines meninggal setelah pesawat itu jatuh tak lama usai lepas landas pada Minggu pagi waktu setempat. Tragedi ini mengikuti penerbangan Lion Air yang jatuh pada akhir Oktober tahun lalu yang menewaskan 189 orang di dalamnya.

Baik Ethiopian Airlines dan Lion Air yang jatuh sama-sama menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8. Dan keduanya jatuh beberapa menit setelah take off.

Kedua kecelakaan tersebut masih dalam tahap penyelidikan, dan Boeing tidak memberikan bukti yang menunjukkan bahwa kedua insiden itu terkait. Kesamaan itu mungkin saja kebetulan.

Tetapi jika kecelakaan Ethiopian Airlines disebabkan oleh masalah yang sama dengan Lion Air, Richard Aboulafia, analis penerbangan di Teal Group menilai Boeing mungkin perlu mengimplementasikan paket modifikasi pada pesawatnya dan mengubah pelatihan awak 737 MAX 8.

Bahkan kika pabrikan, maskapai, atau penumpang semakin khawatir tentang keselamatan 737 MAX 8 ia menilai Boeing mungkin harus menghentikan sementara dari produksi pesawat baru tersebut.

737 MAX sejauh ini merupakan barang terlaris dari Boeing. Tahun lalu, 72% pengiriman Boeing adalah pesawat berjenis 737. Boeing juga berencana merakit 59 pesawat 737 baru setiap bulan pada tahun ini. 

Maskapai Southwest menjadi yang paling banyak memiliki armada pesawat 737 MAX 8, diikuti oleh RyanAir dan FlyDubai. 

Adoulafia mengakaui saat ini terlalu dini untuk mengetahui apapun tentang kecelakaan ini, namun dua tragedi ini dinilainya sangat mungkin tidak berpengaruh besar pada keuntungan Boeing.

Sementara dalam pernyataannya, Boeing mengatakan perusahaan sangat berduka mengetahui kematian penumpang dan awak pesawat di pesawat Ethiopian Airlines 302 yang menggunakan pesawat 737 MAX 8. Perusahaan mengatakan siap untuk memberikan bantuan teknis atas permintaan pemerintah Amerika Serikat dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional.

Pesawat Ethiopia Airlines baru memiliki 1.400 jam terbang sebelum terjatuh, dan maskapai tersebut juga dikenal memiliki catatan keamanan yang baik.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×