Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
SINGAPURA. Lantaran anak bercerai, kekayaan keluarga pejabat Malaysia terkuak bak konglomerat. Abdul Taib Mahmud, Gubernur Sarawak, kawasan Malaysia yang berbatasan dengan Kalimantan, diperkirakan memimpin kekayaan keluarga yang diperkirakan lebih dari US$ 1 miliar.
Adalah putra tertua Taib, Mahmud Abu Bekir Taib sedang berseteru di pengadilan mempertahankan duit US$ 120 juta yang diminta mantan istrinya Shahnaz Abdul Majid. Nilai ini diyakini merupakan perebutan harta gono-gini terbesar di Malaysia. Mereka telah bercerai tahun 2011.
Pada Pengadilan Tinggi Shariah di Kuala Lumpur, Shanaz meminta perceraian karena kekurangan "perhatian" dari suaminya selama satu dekade lantaran Mahmud menikahi seorang wanita Australia dan Russia tanpa memberi tahu dirinya. Padahal, mereka sudah menikah selama 19 tahun.
Alhasil, Shahnaz meminta ganti rugi yang besar. Dalam gugatannya, Shahnaz mengatakan, keluarga Mahmud memiliki kepemilikan mayoritas di salah satu perusahaan infrastruktur terbesar di Sarawak.
Shahnaz menyewa firma Ferrier Hodgson Malaysia untuk menaksir kekayaan mantan suaminya. Mahmud yang merupakan Deputy Chariman perusahaan publik infrastruktur, Cahya Maya Sarawak Bhd, diyakini mengelola aset US$ 300 juta dari kepemilikan saham atas 49 perusahaan.
Aset tersebut mungkin lebih banyak. Soalnya, 18 dari 49 perusahaan tersebut tidak melaporkan kekayaan pada regulator.
Sebagian kepemilikan saham Mahmud adalah hadiah dari sang ayah, Taib, yang memegang 42% saham Cahya Maya Sarawak lewat perusahaan keluarga Majaharta Sdn. Kendaraan investasi ini didaftarkan atas nama anak-anak Taib dan istri terakhirnya, Lejla Taib.
Mahmud juga merupakan Chairman dan pemegang saham terbesar di Sarawak Cable Bhd. Perusahaan swasta ini memenangkan order proyek transmisi yang digelar perusahaan daerah Sarawak Energy tahun lalu.
Shahnaz juga dalam gugatannya mengatakan, Mahmud memiliki 85 perusahaan di luar negeri yang tidak terjangkau pemerintah sehingga tidak bisa dihitung pasti asetnya. Kekayaan Mahmud termasuk aset 36.000 hektar lahan sawit yang bernilai lebih dari US$ 300 juta.
Terkait gugatan sang mantan, Mahmud membantah memiliki perusahaan bejibun. "Tidak ada 85 perusahaan. Saya tidak tahu ada orang punya 85 perusahaan," kata Mahmud menjawab Bloomberg.
Di sektor properti, kekayaan Taib tersebar ke ranah internasional. Keluarga sang gubernur memiliki saham di hotel Hilton Adelaide melalui perusahaan keluarga Sitehost Pty, berdasarkan Komisi Bursa dan Investasi Australia. Sedangkan di Sawarak, keluarga ini punya kepemilikan di Miri Marriott Resort & Spa.
Properti real estate lainnya tersebar di Amerika Serikat dan Kanada dengan nilai hampir US$ 300 juta. Keluarga ini mempunyai saham pengendali di Abraham Lincoln Building di Seattle melalui Wallysons Inc.
Taib yang kini berusia 77, dikenal sebagai politisi kawakan dengan kedudukan stabil di Malaysia. Sebelum menjabat Gubernur Sarawak Februari lalu, dia menduduki jabatan Ketua Menteri Sarawak. Taib memiliki peran penting di Sarawak, menjaga koalisi kawasan ini dengan National Front, partai yang mengusung Perdana Menteri Najib Razak. Taib dan aliansi politiknya berhasil mendapatkan 25 kursi di pemilu Mei tahun lalu.
Kekayaan keluarga Taib kini mengundang kecurigaan dari berbagai lembaga anti korupsi. Komisi anti korupsi Malaysia mengatakan, penyelidikan terhadap kekayaan Taib masih berlangsung. Sedangkan Global Witness, lembaga anti korupsi berbasis London juga pernah merilis video tentang transaksi korupsi yang dilakukan pejabat negara dengan salah satu anggota keluarga Taib.