kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.549   -6,00   -0,04%
  • IDX 7.059   79,06   1,13%
  • KOMPAS100 1.024   12,18   1,20%
  • LQ45 798   11,34   1,44%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

Anak Muda Super Kaya di Singapura Borong Rumah Mewah


Minggu, 13 Februari 2022 / 15:37 WIB
Anak Muda Super Kaya di Singapura Borong Rumah Mewah
ILUSTRASI. Anak-anak muda tajir di Singapura gemar membeli rumah mewah seperti bungalow kelas atas.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Anak-anak muda tajir di Singapura gemar membeli rumah mewah seperti bungalow kelas atas. Padahal, pasar properti di negara tersebut dibanderol dengan harga selangit. 

Mengutip Bloomberg, Minggu (13/2), mereka rela keluarkan kocek besar untuk membeli rumah mewah vila berornamen yang berasal dari zaman kolonial, memiliki ukuran plot minimal 1.400 meter persegi, dan terletak di lahan rindang di distrik utama. 

Menariknya, sekarang makin banyak pembeli rumah dari segmen baru, yakni generasi muda super kaya yang menghasilkan uang di area yang tidak terlalu tradisional. Pembelian mereka mendorong lonjakan transaksi dan harga, bahkan ketika pemerintah membebani pajak tinggi untuk menjinakkan pasar properti yang lebih luas.

Baca Juga: Tips Investasi Properti di Luar Negeri yang Perlu Anda Tahu

Menurut data dari firma riset properti Knight Frank, jumlah bungalow kelas atas yang terjual tahun lalu naik tiga kali lipat menjadi 60 dibandingkan 2019. Dengan harga rata-rata per meter persegi mencatatkan rekor kenaikan. Hanya ada sekitar 2.500 rumah seperti itu di Singapura.

Kepala Bungalow Kelas atas dan prestise PropNex Realty Henry Lim, memperkirakan, orang-orang kaya dari golongan yang lebih tua tidak akan menerima harga rumah semahal itu. "Tapi orang kaya baru memiliki dana yang lebih mudah diakses. Bagi mereka, jika saya mampu, saya akan membeli," terangnya. 

Sebelumnya, konsumen properti berasal dari kalangan pebisnis dari industri tradisional, pedagang, pengacara papan atas, dan dokter. Namun dalam beberapa tahun terakhir, terutama selama pandemi, pendiri startup, eksekutif e-commerce, dan orang-orang yang menghasilkan banyak uang di kripto telah muncul sebagai investor.

Baca Juga: 20 Keluarga Terkaya di Asia Sumbang 3,74% dari Total Kekayaan Miliarder Sedunia

Kesepakatan terbaru melibatkan Su Zhu, chief executive officer dan salah satu pendiri hedge fund yang berfokus pada bisnis kripto, Three Arrows Capital. Dia dan istrinya diberikan opsi untuk membeli sebuah bungalow di daerah kelas atas di Bukit Timah dengan harga hampir S$ 49 juta atau setara US$ 36 juta.

Awal tahun lalu, Zhu, yang berusia 30-an, men-tweet bahwa dia berpikir untuk membeli semua bungalow kelas yang atas dan mengubahnya menjadi taman dan pertanian regeneratif. 

Salah satu rumah di dekat Singapore Botanic Gardens, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO, dibeli oleh Tommy Ong, pendiri platform pemasaran e-commerce Stamped.io dan menjualnya ke WeCommerce yang berbasis di Kanada seharga US$ 110 juta tahun lalu. Harganya mencapai rekor S$ 4.291 per kaki persegi dengan total biaya S$ 63,7 juta.

Baca Juga: Coldwell: Pengembang Asing Masih Punya Minat Investasi Properti di Indonesia

Dan Ian Ang, co-founder berusia 29 tahun dari startup lokal Secretlab, yang memproduksi kursi ergonomis untuk para gamer, mengeluarkan bajet S$ 36 juta untuk salah satu properti lainnya pada tahun lalu.

Jumlah tanah di Singapura begitu langka, sekitar 80% populasi tinggal di sebagian besar perumahan umum bertingkat tinggi. Bungalow kelas atas biasanya terletak di distrik utama di belakang dedaunan lebat demi menjaga privasi. Beberapa berusia lebih dari 100 tahun.

Meskipun disebut bungalow, mereka dapat memiliki hingga dua lantai di atas tanah. Kavling mereka harus setidaknya 1.400 meter persegi, dengan rumah mengambil tidak lebih dari 35% dari luas.

Baca Juga: Mulai Bangkit, Ekonomi Singapura Cetak Pertumbuhan Tertinggi dalam Satu Dekade

Alasan lain yang membuat bungalow lebih eksklusif yaitu pembeli umumnya harus warga negara Singapura. Orang asing dapat menyiasatinya dengan memperoleh kewarganegaraan atau jika pasangan mereka sudah memilikinya. 

Miliarder penyedot debu James Dyson dan salah satu pendiri Alibaba Group Holding Ltd James Sheng termasuk di antara pemiliknya.

Aksi pembelian oleh anak-anak mudah ini menyebabkan kenaikan harga. Biaya rata-rata bungalow kelas atas naik hampir seperempat sejak 2019 menjadi S$ 1.725 per kaki persegi tahun lalu.

Baca Juga: Harga Rumah di Singapura Melonjak ke Level Tertinggi

Harga rumah diperkirakan akan meningkat lebih lanjut karena pasokan terbatas dan orang kaya Singapura meningkat. Terlebih, jumlah orang kaya dengan aset US$ 30 juta juga akan melonjak 31% antara tahun 2020 dan 2025 menjadi 4.888. 

Naiknya harga bungalow kelas atas merupakan cerminan dari pasar properti residensial Singapura secara keseluruhan. Nilai properti melonjak paling tinggi dalam lebih dari satu dekade di tahun lalu. 

Pasar telah bertahan dengan baik selama pandemi. Pembeli memanfaatkan suku bunga rendah dan ekspektasi bahwa harga akan naik lebih jauh. Pasar membaik bahkan ketika Singapura mengalami resesi terburuk dalam catatan pada tahun 2020 diikuti oleh beberapa pembatasan virus berulang kali pada paruh kedua tahun lalu.

Baca Juga: Blackstone mengakuisisi saham GIC senilai US$ 1,5 miliar



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×