Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Berbicara pada konferensi yang sama, Menteri Pertanian Han Changfu mengesampingkan krisis pangan di China, dengan mengatakan negara itu memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk mengamankan pasokan biji-bijian dan produk pertanian utama lainnya.
Sementara laju penularan virus dalam negeri telah melambat, China kini lebih fokus pada infeksi dari kedatangan di luar negeri untuk melindungi terhadap kebangkitan besar dan memantau penyebaran di provinsi timur laut Heilongjiang.
Baca Juga: Begini cara Bulog memenuhi kebutuhan pangan saat pandemi corona
"Risiko virus corona yang diimpor masih besar dan akan memberi tekanan besar pada produksi ternak," kata Yu.
China juga berjuang melawan demam babi Afrika yang mematikan, yang telah memangkas kawanan babinya setidaknya 40% dan masih menyebar. Negara ini telah melaporkan 13 kasus baru demam babi Afrika sejak Maret.
"Risiko demam babi Afrika telah meningkat secara signifikan, karena pemulihan produksi babi semakin cepat dan semakin banyak anak babi dan peternak yang dikirim," kata Yu.
Baca Juga: Ini delapan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia akibat wabah virus corona
Para petani China, yang terpikat oleh keuntungan besar dan serangkaian kebijakan pemerintah, telah mempercepat upaya untuk membangun kembali peternakan babi.
Tidak hanya itu, lanjut Yu, hama, kekeringan dan banjir juga menghadirkan ancaman lebih keras dari biasanya pada tahun ini.