Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - PARIS. Tuan rumah penyelenggara hajatan olahraga dunia kerap menghabiskan dana miliaran dollar agar acara berjalan lancar. Bahkan anggaran yang harus dikeluarkan bisa lebih tinggi dari estimasi awal. Namun Olimpiade Paris kali ini cukup berbeda, karena biaya yang digunakan cukup rendah, yakni sekitar US$ 8,87 miliar. Bandingkan dengan anggaran yang dihabiskan saat Olimpiade Tokyo pada 2020, yang mencapai US$ 13 miliar. Ini tahun ketiga bagi Paris jadi penyelenggara Olimpiade.
Musim panas kali ini menjadi tahun ketiga bagi Paris menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas. Penyelenggaraan Olimpiade Paris ini diperkirakan menelan biaya setidaknya US$ 8,87 miliar. Artinya, Olimpiade Paris akan menelan biaya lebih rendah dari penyelenggaran Olimpiade Tokyo pada tahun 2020, dengan anggaran US$ 13 miliar.
Baca Juga: Perolehan Medali Olimpiade Paris 2024 Sementara: China Belum Tergoyahkan di Puncak
Menilik situs Olimpiade, 96% kebutuhan anggaran dipenuhi sektor swasta. Dana tersebut berasal dari International Olympic Committee (IOC), perusahaan mitra, tiket pertandingan dan lainnya. Situs web Olimpiade memaparkan, IOC memiliki anggaran sebesar € 4,38 miliar setara US$ 4,66 miliar. Mereka juga mendapatkan pemasukan dari hak siar TV sebesar € 750 juta, dari kemitraan € 470 juta, dan lainnya.
Di Paris, acara Olimpiade kali ini cukup berbeda dengan penyelenggara lain, karena sebagian besar infrastruktur sudah ada sejak lama. Selain itu, anggaran penyelenggaraan Olimpiade kali ini, termasuk anggaran penyelenggaraan kompetisi, operasi tempat penyelenggaraan, tenaga kerja, teknologi, dan transportasi, hampir seluruhnya didanai swasta.
Kondisi berbeda dengan apa yang terjadi saat Olimpiade Athena pada tahun 2004. Kala itu, semua fasilitas baru dibangun, hingga membuat Yunani krisis. "Hampir semua fasilitas yang dibangun untuk Olimpiade Athena 2004 menyebabkan Yunani mengalami krisis utang dan kini terbengkalai," ujar James McBride dan Melissa Manno dari Council on Foreign Relations (CFR), dikutip Euro News. Di Prancis, anggaran Olimpiade yang cuma sekitar 0,28% dari produk domestik bruto (PDB) tidak akan menyebabkan krisis ekonomi parah.
Memang tidak ada bukti kuat Olimpiade 2004 memicu krisis utang Yunani. Tetapi biaya yang dikeluarkan kota dan negara di Yunani saat Olimpiade tidak membantu situasi keuangan. Olimpiade tetap menjadi topik kontroversial. Apalagi IOC mengatakan ada banyak efek positif bagi kota penyelenggara.
IOC menyebut, selama Olimpiade, pertumbuhan pariwisata di Yunani meningkat. Pada 2003, Yunani mencatat 12 juta kunjungan wisatawan. Pada 2015, Bank Yunani melaporkan sekitar 23,5 juta pengunjung.
Baca Juga: Klasemen Perolehan Medali Olimpiade Paris 2024, Jumat (2/8)
Namun, kota mana pun yang menjadi tuan rumah Olimpiade harus memiliki fasilitas cukup. Jika tidak, maka apa yang terjadi di Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014 bisa terulang. Kala itu anggaran awal diperkirakan € 9,5 miliar, namun akhirnya meroket jadi € 47 miliar. Ini Olimpiade termahal yang pernah ada.
Tapi IOC menyebut, angka Sochi terlalu berlebihan karena mencakup proyek yang tidak diperlukan untuk Olimpiade. Dana tersebut termasuk sistem transportasi dan infrastruktur perkotaan, dengan harapan menciptakan destinasi resor sepanjang tahun.