Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa tentara China harus meningkatkan kesiapannya untuk menghadapi konfrontasi bersenjata dan meningkatkan kemampuan tugas-tugas militer.
Hal ini diungkapkannya ketika peningkatan anggaran militer China dikaitkan dengan ancaman keamanan oleh negara lain.
Baca Juga: Sambil ejek Biden, Trump ancam tinggalkan kesepakatan dagang dengan China
Xi mengatakan kepada para perwira militer China di sela-sela pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional (NPC) bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah berkinerja baik dalam membantu mengendalikan wabah Covid-19 tetapi harus mencari cara-cara baru pelatihan selama pandemi.
"Penting untuk mengeksplorasi cara-cara pelatihan dan persiapan perang karena upaya pengendalian epidemi telah dinormalisasi," ujar Xi seperti dilansir South China Morning Post dari kantor berita pemerintah Xinhua.
"Penting untuk meningkatkan persiapan untuk pertempuran bersenjata, untuk secara fleksibel melaksanakan pelatihan militer tempur yang sebenarnya, dan untuk meningkatkan kemampuan militer kita untuk melakukan misi militer," tegasnya.
Xi, yang mengepalai Komisi Militer Pusat, mengatakan pandemi ini telah menciptakan tantangan bagi militer, tetapi integrasi China di bidang sipil, militer dan politik telah menjadi keuntungan selama krisis.
Baca Juga: Makin panas, China ancam pembalasan bila AS jatuhkan sanksi soal Hong Kong
Pertemuannya dengan para perwira PLA dilakukan ketika China mengumumkan kenaikan anggaran pertahanannya 6,6%.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian mengatakan China menghadapi ancaman keamanan yang meningkat terutama dari partai yang berkuasa di Taiwan.
"Otoritas Partai Progresif Demokratik [DPP] di Taipei mengandalkan kekuatan eksternal dan melangkah lebih jauh ke jalan separatisme. Situasi melawan separatisme semakin suram," kata Wu.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengirim ucapan selamatnya kepada Presiden Taiwan Tsai Ing-wen atas pelantikannya untuk masa jabatan kedua.
Baca Juga: Bisnis makin berantakan, Boeing bakal lakukan PHK besar-besaran
Hal itu disampaikan bersama dengan persetujuan untuk penjualan torpedo kapal selam senilai US$ 180 juta dolar dari Amerika Serikat.
Wu mengatakan China menghadapi risiko dan tantangan baru dalam keamanan nasional, termasuk unilateralisme oleh beberapa negara yang mengguncang keamanan internasional dan meningkatkan risiko geopolitik, serta apa yang ia katakan adalah ancaman keamanan domestik yang semakin kompleks dan gerakan pemisahan diri.
"Kita harus membuat perhitungan ekonomi tetapi di atas itu kita harus membuat perhitungan keamanan ketika kita mempertimbangkan pengeluaran militer," kata Wu.
Baca Juga: Trump akan ambil tindakan soal Hong Kong pada minggu ini