kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.132   -25,81   -0,36%
  • KOMPAS100 1.068   -5,39   -0,50%
  • LQ45 838   -4,15   -0,49%
  • ISSI 217   -1,57   -0,72%
  • IDX30 429   -1,67   -0,39%
  • IDXHIDIV20 515   -2,55   -0,49%
  • IDX80 122   -0,64   -0,53%
  • IDXV30 127   -0,34   -0,26%
  • IDXQ30 142   -0,72   -0,50%

Angkatan Laut AS Bangun Drone Bawah Air di Tengah Ancaman Perang dengan Tiongkok


Rabu, 18 Desember 2024 / 08:12 WIB
Angkatan Laut AS Bangun Drone Bawah Air di Tengah Ancaman Perang dengan Tiongkok
ILUSTRASI. Manta Ray adalah salah satu pengembangan terbaru Barat dalam apa yang telah menjadi perlombaan antara AS dan Rusia untuk membawa perang drone ke tingkat berikutnya. REUTERS/Shannon Stapleton


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pertama kali dunia melihat sekilas prototipe kapal selam terbaru. Hal ini terungkap saat pengguna Google Maps yang jeli melihat drone bawah air yang dirahasiakan itu.

The Telegraph melaporkan, citra satelit menunjukkan siluet khas Manta Ray milik Northrop Grumman berlabuh di pangkalan angkatan laut Port Hueneme di California.

Aquatic drone– yang namanya diambil dari makhluk laut yang menjadi inspirasi desainnya – mampu menyelam jauh di bawah ombak.

Manta Ray adalah salah satu pengembangan terbaru Barat dalam apa yang telah menjadi perlombaan antara AS dan Rusia untuk membawa perang drone ke tingkat berikutnya.

Drone konsumen yang harganya murah akan dimodifikasi untuk menjatuhkan granat melalui palka tank bernilai jutaan dolar.

Sebelumnya, kapal angkatan laut tanpa awak kemudian digunakan dengan efek yang menghancurkan oleh angkatan bersenjata Kyiv untuk mendorong Armada Laut Hitam Rusia yang terkenal kembali ke pelabuhan asalnya.

Wajar saja jika sekarang angkatan laut paling maju di dunia sedang menjajaki bagaimana kapal selam tanpa awak bisa menjadi pengembangan berikutnya dalam perlombaan untuk mendominasi perang bawah laut.

Baca Juga: Misteri Penampakan Ribuan Drone di Langit Amerika, Warga AS Cemas

Kedua musuh utama Amerika Serikat – Rusia dan China – tengah mengembangkan kapal selam nirawak mereka sendiri.

Moskow membanggakan rencana untuk mengakuisisi 30 pesawat nirawak Poseidon – kapal selam mini robotik berbentuk torpedo yang diklaim Rusia dapat mencapai kecepatan 100 knot.

Sumber-sumber Rusia juga mengklaim sistem propulsi nuklirnya akan memberikan jangkauan 6.200 mil, sementara itu juga dikatakan mampu membawa hulu ledak nuklir.

China juga telah membangun armada kapal laut nirawaknya, termasuk jenis kapal selam.

Mengikuti Cina dan Rusia

Mengingat ancaman yang dirasakan negara-negara tersebut terhadap infrastruktur bawah laut yang penting, mengikuti Langkah mereka dipandang sebagai upaya utama bagi Barat.

Kekhawatiran tersebut telah dipicu oleh tindakan misterius yang diduga sabotase terhadap kabel bawah laut dan pipa gas Nord Steam, yang membawa bahan bakar dari Rusia ke Eropa.

"Sistem nirawak memiliki potensi yang sangat besar untuk melipatgandakan kekuatan tempur kita," jelas Laksamana Lisa Franchetti, kepala operasi angkatan laut, dalam sebuah konferensi pers awal tahun ini.

Baca Juga: Konferensi Pers Pertama, Trump Singgung Soal Drone, Perang, dan TikTok

Tidak seperti pesawat nirawak bawah laut Rusia, pesawat nirawak yang sedang diuji oleh AS saat ini tidak dipersenjatai.

Pengumpulan intelijen

Manta Ray kemungkinan akan difokuskan pada pengumpulan intelijen dan pencegahan ancaman terhadap infrastruktur bawah laut.

Ini adalah bagian dari proyek AS untuk mengembangkan pesawat nirawak bawah laut yang dapat bertahan di bawah gelombang untuk jangka waktu yang lama dalam perburuan kapal selam Rusia atau China.

Manta Ray dikatakan mampu berlabuh di dasar laut dan "berhibernasi" dalam mode daya rendah.

Pabrikannya juga mengklaim bahwa pesawat ini memiliki kemampuan untuk menempuh jarak lebih dari 10.000 mil laut sambil membawa muatan 10 ton.

Salah satu keuntungan sabotase bawah laut bagi pelaku kejahatan adalah sangat sulit dideteksi.

Tonton: Uni Eropa Peringatkan China Tentang Konsekuensi Produksi Drone Bersenjata untuk Rusia

Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri, seperti menciptakan pesawat yang mampu menjaga kontak komunikasi dengan permukaan.

Sistem serupa yang dikembangkan oleh BAE Systems – Herne – sedang diuji di lepas pantai Inggris.

Selanjutnya: Bank Dunia Ramal Tax Ratio Indonesia Sulit Tembus 11%

Menarik Dibaca: Laporan Cloudflare Ungkap Indonesia Jadi Pemain Kunci di Era Digital Global



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×