Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - PETALING JAYA. Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Datuk Seri Anwar Ibrahim mengatakan Tun Mahathir Mohamad membantah terlibat dalam upaya yang diduga membentuk pemerintahan baru Malaysia tanpa PKR, Parta Aksi Demokratis (DAP) dan Partai Amanah.
Berbicara di markas PKR usai bertemu Raja Malaysia, Anwar mengatakan Mahathir mengatakan kepadanya bahwa dia tidak menyetujui upaya tersebut atau berencana untuk bergabung dengan mereka yang berada di partai-partai oposisi.
Baca Juga: Tak hanya Mahathir Mohamad, Raja Malaysia juga memanggil Anwar Ibrahim
"Tidak, saya pikir itu bukan dia (Mahathir). Karena namanya digunakan oleh orang-orang di dalam dan di luar, menggunakan namanya," kata Anwar seperti dikutip Malay Mail, Senin (24/2).
"Mahathir menegaskan kembali kepada saya apa yang dia katakan sebelumnya, bahwa dia tidak memainkan peran di dalamnya dan dia membuatnya sangat jelas, bahwa dia tidak akan pernah bekerja dengan mereka yang terkait dengan rezim masa lalu," kata Anwar.
Presiden PKR ini juga mengungkapkan bahwa ia telah mencoba membujuk Mahathir untuk tidak mundur sebagai Perdana Menteri Malaysia tetapi tidak berhasil.
“Kami berdiskusi dan saya mengajukan permohonan kepadanya atas nama Partai Keadilan dan Pakatan Harapan (PH), bahwa pengkhianatan ini dapat ditangani bersama," imbuh Anwar.
Tapi, kata dia, Mahathir berbeda pikiran.
Baca Juga: Politik Malaysia panas usai Mahathir mundur, bursa saham Malaysia dan ringgit rontok
Anwar menekankan pentingnya pertemuan Mahathir dengan Yang Dipertuan Agong atau Raja Malaysia, yang akan berlangsung pada jam 5 sore hari ini. Ia mengatakan tindakan selanjutnya tergantung pada hasil pertemuan tersebut.
Ketika ditanya apakah dia masih berada di jalur untuk menjadi Perdana Menteri Malaysia, Anwar mengatakan, "Kita akan lihat."
Baca Juga: Mahathir mundur, Wan Azizah berpeluang jadi perdana menteri wanita pertama Malaysia
Selain mundur sebagai perdana menteri, Barusan Bersatu juga keluar dari koalisi Pakatan Harapan. Sementara itu 11 anggota parlemen meninggalkan PKR untuk menjadi independen.
Ini membuat Pakatan Harapan sekarang menjadi pemerintah minoritas karena hanya memiliki dukungan minoritas di parlemen.
Baca Juga: Mahathir mengundurkan diri, partai pengusungnya juga angkat kaki dari koalisi